Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penelitian Herbal Belum Mendalam

Kompas.com - 09/11/2010, 08:56 WIB

Bandung, Kompas - Penelitian khasiat tumbuhan herbal belum mendalam meski Indonesia termasuk negara yang kaya akan potensi itu. ”Potensi tersebut tersebar di seluruh Indonesia. Masyarakat butuh dorongan ke arah pemanfaatan potensi itu,” kata Dekan Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran Anas Subarnas, Senin (8/11).

Anas mengatakan, Indonesia adalah negara terbesar kedua dengan potensi tanaman herbal. Dari sekitar 300.000 tanaman herbal di Indonesia, baru 30.000 jenis yang diketahui khasiatnya. Hal itu disebabkan minimnya pengetahuan tentang pemanfaatan tanaman herbal.

Ia mencontohkan, masyarakat belum banyak tahu khasiat tanaman puspa (Schima wallichii). Melalui serangkaian penelitian yang dilakukan Unpad dan lembaga penelitian di Jepang, diketahui puspa memiliki kandungan senyawa yang cocok untuk pengobatan kanker.

Baca juga: Tersinggung Postingan Piyu soal Royalti, Fadly Padi: Saya Punya Harga Diri, Brother

”Masih banyak potensi besar tumbuhan herbal yang mungkin bisa muncul. Namun, hal itu membutuhkan dorongan dana dan transfer pengetahuan dari banyak pihak,” katanya.

Tersisih

Konsultan pengobatan kesehatan dari Kebun Tanaman Obat Sari Alam, Kabupaten Bandung, Oday Kodariyah, mengungkapkan, pemanfaatan tumbuhan herbal di Jawa Barat berpotensi besar. Namun, potensinya tersisih karena masyarakat tidak tahu khasiat dan manfaatnya.

Baca juga: Terungkap, Yayasan Milik Mantan Wagub Jabar Raup Dana Hibah Rp 45 Miliar

Ia mencontohkan khasiat temu putih (Curcuma zeodaria) yang kerap ditemui tumbuh liar di hutan. Tidak banyak yang tahu bahwa temu putih menjadi salah satu komponen penting dalam menghambat pertumbuhan sel kanker rahim.

Ada juga pegagan (Centella asiatica) yang banyak tumbuh liar di tepi sungai. Pegagan punya kandungan senyawa asia ticosit yang menambah kecerdasan otak. Tanaman lain adalah jombang (Taraxum mongolicum) yang berkhasiat menjaga kekebalan tubuh terhadap penyakit. Bahkan, apabila dikonsumsi secara rutin, tumbuhan jenis gulma ini ampuh memperbaiki sel tubuh yang rusak.

”Pengenalan masyarakat terhadap khasiat tumbuhan herbal ini harus terus ditingkatkan. Sangat disayangkan kalau potensi melimpah itu tidak dimanfaatkan,” tuturnya.

Baca juga: Dokumen Rusia Ungkap Pengkhianatan, Kader PDI-P Waspada di Bawah Komando Megawati

Oleh karena itu, Oday berharap masa depan pemanfaatan obat herbal menjadi tanggung jawab banyak pihak. Saat ini, dengan promosi dan khasiat obat herbal, masyarakat mulai memercayakan kesehatannya pada pengobatan jenis ini. Hal itu menjadi sinyal positif karena turut memberikan semangat peramu obat herbal untuk terus meneliti pemanfaatan tanaman herbal. ”Semakin banyak yang menggunakan obat herbal, pemanfaatan tumbuhan herbal juga bertambah banyak,” katanya.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kejagung Periksa Hakim PT DKI dan PN Jaksel Lanjutan Kasus Ekspor CPO
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau