Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mencipta Mendoan Kreasi Baru

Kompas.com - 11/11/2010, 05:24 WIB

Entah mulai kapan mendoan dikenal warga Banyumas. Yang pasti, hingga kini makanan berbahan tempe ini jadi makanan khas di daerah ini dan selalu tersedia mulai warung kopi hingga hotel berbintang. Namun, dari waktu ke waktu mendoan tak pernah mengalami evolusi bentuk dan fungsi.

Hingga kini, mendoan hanya menjadi makanan pendamping. Mendoan adalah tempe yang diiris tipis, dilumuri tepung beras, berbumbu garam, seledri, bawang, dan kunyit serta digoreng dalam bentuk segi empat. Begitulah dari dulu makanan ini disajikan.

Bentuk sederhana dan rasa yang monoton menempatkan mendoan sebagai sekadar makanan rakyat bernilai ekonomis rendah.

Hal itulah yang mendorong Lembaga Masyarakat Desa dan Hutan (LMDH) Jawa Tengah menggelar Festival Mendoan 2010 di Baturraden, Banyumas, Rabu (10/11). Dalam festival ini, peserta diberi kebebasan berkreasi mencipta mendoan yang unik dan menarik, namun tetap tak kehilangan rasa ”kemendoannya”.

Acara ini diikuti 15 peserta yang berasal dari berbagai kelompok masyarakat, mulai dari pusat kegiatan belajar masyarakat (PKBM) sejumlah desa di Banyumas dan Cilacap, hingga perhotelan, rumah makan, atau perkumpulan ibu-ibu rumah tangga.

Umumnya mereka adalah kaum perempuan. Tentunya festival ini jadi ajang perlombaan. Juara pertama berhak atas trofi Bupati Banyumas.

Setiap peserta diberi kesempatan membuat mendoan dalam waktu 30 menit. Bahan-bahan disediakan panitia. Perlombaan dimulai dari mengiris tempe dan meracik bumbu, mencampur, menggoreng, hingga menyajikannya.

”Poin penilaiannya pada rasa, keindahan bentuk, kreativitas, kebersihan, dan keunikan. Itu kami tekankan agar ke depan kerativitas itu muncul sehingga mendoan makin disukai, bukan saja orang Banyumas, tapi juga di luar Banyumas,” kata Sudarmono dari LMDH Jateng.

Dalam tempo hanya 30 menit, para peserta bekerja dengan cepat. Untuk menunjukkan sisi unik dan menarik, ada yang membentuk mendoannya berbagai macam. PKBM Karanglewas, misalnya, memilih aneka macam bentuk geometri untuk mendoan buatannya. Ada juga yang membuat dalam bentuk segitiga, lingkaran, persegi panjang, dan jajaran genjang.

”Ide ini kami dapat dari kebiasaan kami mengajari anak-anak belajar. Mengapa tak geometri saja sekalian sehingga selain membuat anak-anak menyukai mendoan, juga membantu mereka mengenal lebih mudah bentuk-bentuk geometri lewat mendoan,” ujar Santi, dari PKBM Karanglewas.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com