semarang, kompas -
Data Dinas Kesehatan Kota Semarang, Jumat (26/11), jumlah kasus DBD hingga Oktober 2010 mencapai 4.825 kasus dengan jumlah kematian 42 orang. Bahkan hingga akhir pekan lalu jumlah kasus DBD mencapai 5.026 kasus. Sementara pada 2009 jumlah kasus DBD di Kota Semarang 3.883 kasus dengan 43 penderita meninggal.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Dinas Kesehatan Kota Semarang Widoyono di Kota Semarang, Jumat (26/11), mengatakan, peningkatan jumlah kasus DBD pada 2010 diperkirakan karena pengaruh pola cuaca yang pada tahun ini hampir tidak ada kemarau. Diperkirakan kasus DBD masih akan bertambah hingga akhir tahun 2010.
Selain itu, daerah endemis demam berdarah di Kota Semarang juga bertambah bila dibandingkan tahun sebelumnya. Pada 2009, dari 177 kelurahan di Kota Semarang, sebanyak 161 kelurahan termasuk daerah endemis demam berdarah. Sementara pada 2008 daerah endemis meliputi 156 kelurahan dan pada 2007 pada 154 kelurahan.
Upaya pencegahan peningkatan kasus demam berdarah adalah dengan menggalakkan pemberantasan sarang nyamuk (PSN). Ironisnya, masih ada anggapan di masyarakat bahwa DBD harus ditanggulangi dengan pengasapan (fogging). Padahal, justru rumah yang sudah di-fogging akan memiliki investasi jentik nyamuk tujuh kali lipat dibandingkan rumah yang belum di-fogging. ”Kalau sudah di-fogging, masyarakat cenderung tidak mau melakukan PSN,” tambahnya.
Menurut Kepala Bidang Upaya Kesehatan dan Lintas Wilayah, Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Denpasar, Cicilia Windiyaningsih, saat menjadi pembicara dalam Pengayaan Kegiatan Penyusunan Sistem Pengambilan Keputusan Informasi untuk Cuaca dan Kesehatan, dalam kondisi cuaca seperti sekarang, PSN harus dilaksanakan setiap saat. Rumah-rumah yang dikosongkan atau tidak ditempati pemiliknya juga harus diwaspadai. Tetangga bertanggung jawab membersihkan jentik-jentik nyamuk yang berkembang biak di rumah-rumah kosong.