Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kematian Perokok Pasif Meningkat

Kompas.com - 29/11/2010, 18:22 WIB

KOMPAS.com - Studi pertama mengenai pengaruh perokok pasif berhasil menemukan fakta bahwa menghirup asap rokok orang lain telah menyebabkan 600.000 kematian setiap tahun, sekitar satu dari 100 di seluruh dunia.

Sepertiga dari korban yang meninggal akibat asap rokok ini adalah anak-anak, yang sering terpapar asap rokok di rumah, demikian hasil penemuan World Health Organization (WHO) setelah melakukan penelitian di 192 negara. Armando Peruga, dari WHO's Tobacco-Free Initiative yang memimpin studi ini, berpendapat bahwa fakta ini bisa membuat berbagai institusi kesehatan untuk memahami korban nyata dari tembakau.

"Kematian ini seharusnya ditambahkan pada sekitar 5,1 juta kematian yang merupakan akibat merokok (aktif), untuk mendapatkan efek penuh dari merokok secara aktif maupun pasif. Kebiasaan merokok ini menyebabkan lebih dari 5,7 juta kematian setiap tahun," katanya.

Badan kesehatan dunia ini menyatakan kepeduliannya mengenai 165.000 anak yang tewas akibat infeksi saluran pernafasan yang berhubungan dengan asap rokok, kebanyakan terjadi di Asia Tenggara dan Afrika. Selain meningkatkan risiko kondisi pernafasan, paru-paru anak yang bernafas dalam asap rokok juga bisa berkembang lebih lambat daripada anak-anak yang tumbuh dalam rumah yang bebas asap rokok.

Paparan asap rokok diperkirakan telah mengakibatkan 379.000 kematian perokok pasif dari penyakit jantung, 165.000 dari infeksi saluran pernafasan, 36.900 dari asma, dan 21.400 dari kanker paru-paru.

Kalau sudah begini, masihkah Anda berkeras merokok di depan orang lain?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau