Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menaklukkan Si Keropos Tulang

Kompas.com - 15/12/2010, 13:17 WIB

Kompas.com - Dua dari lima penduduk Indonesia memiliki risiko untuk terkena osteoporosis. Hal ini lebih tinggi dari prevalensi dunia, dimana 1 dari 3 beresiko osteoporosis. Apa yang bisa kita lakukan?

Meski keras seperti batu, sebenarnya tulang hidup, lentur dan tumbuh. Dengan aktivitas yang cukup di masa kanak-kanak, tulang akan tumbuh terus dan mencapai puncaknya saat usia dewasa. Usia remaja adalah masa kejayaan wanita dalam mengumpulkan massa tulang karena saat itu metabolisme tubuh sedang di puncak, sehingga pembentukan tulangnya optimal.

Menurunnya kepadatan tulang sehingga tulang jadi berongga disebut dengan osteoporosis. Biasanya osteoporosis baru disadari begitu penyakitnya telah mencapai fase lanjut. Itu sebabnya penyakit ini disebut the silent disease, diam-diam menghancurkan.

Menurut dr.Lutfi Gatham, Sp.OT (K), sebenarnya osteoporosis tidak menyebabkan tulang patah. Namun orang yang menderita osteoporosis beresiko tinggi mengalami patah tulang, terutama patah tulang belakang, karena demikian rapuhnya tulang. Bahkan, seseorang bisa  mengalami patah tulang karena penyebab sepele.

"Terpeleset saat mau ke kamar mandi saja bisa menyebabkan tulang panggul patah. Seorang nenek juga bisa patah tulang hanya karena menggendong cucunya, apalagi kalau bobot cucunya berat," kata dr.Luthfi dalam sebuah seminar mengenai osteoporosis beberapa waktu silam.

Data dari National Osteoporosis Foundation tahun 2000 menyebutkan tiap tahunnya terjadi 1,5 juta kasus patah tulang di Amerika dan 700.000 di antaranya adalah patah tulang belakang dan 300.000 akibat patah tulang panggul.

Penyakit osteoporosis juga menyebabkan satu dari empat pasien patah tulang panggul dirawat di rumah sakit untuk jangka waktu yang panjang. Satu dari lima pasien tersebut tidak dapat berjalan tanpa bantuan dan 24 persennya beresiko meninggal dalam satu tahun.

Berkurangnya kepadatan tulang juga bisa menyebabkan tubuh memendek dan lama kelamaan menjadi bungkuk. Jika tulang sangat lemah, osteoporosis dapat mengakibatkan kelumpuhan.

Bisa dicegah

Memasuki usia 30 tahun, massa tulang akan menurun secara alamiah. Akan tetapi kepadatan tulang bisa dipertahankan, bahkan menjadi lebih tinggi. Tulang seperti organ-organ lain dalam tubuh membutuhkan diet yang seimbang. Dengan berinvestasi pada tabungan tulang melalui gizi yang baik dan gaya hidup sehat, tulang akan menjadi kuat dan lebih tahan pada hari tua.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com