Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Asap Rokok Bisa Dibuat Menyehatkan?

Kompas.com - 05/01/2011, 11:41 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com Asap rokok kretek yang mengandung kadar racun berbahaya ternyata dapat dimodifikasi menjadi asap yang menyehatkan bagi manusia dengan menggunakan pendekatan nano biology.

Demikian hasil penelitian yang dilakukan Guru Besar Biologi Sel Universitas Brawijaya Malang, Prof Dr Sutiman B. Sumitro, yang dirilis kepada wartawan, Selasa (4/1/2011).

"Pendekatan nano biology sangat mungkin bisa menjinakkan asap kretek dan dimanfaatkan untuk kesehatan manusia, menyuburkan dan meningkatkan kualitas tanaman pangan," ujarnya.

Ia menjelaskan, divine cigarette sebagai salah satu prototipe perlakuan terhadap rokok kretek menggunakan pendekatan nano biology sudah mulai dirintis dan dikembangkan di Unibraw dan Lembaga Penelitian Peluruhan Radikal Bebas di Malang, Jawa Timur.

"Ternyata asap divine cigarette tidak menimbulkan efek sama sekali pada kelompok tikus percobaan. Bahkan, tikusnya menjadi lebih lincah dengan ransum makanan lebih sedikit dibandingkan tikus kontrol (tanpa divine cigarette)," jelasnya.

Selain itu, asap divine juga terbukti memacu pertumbuhan akar kecambah kedelai dan mendorong pertumbuhan lebih cepat serta mampu menjadi penyedia elektron pada sistem transfer listrik dalam proses fisiologi normal.

Menurut Prof Sutiman, perlakuan nano biology juga membuat asap kretek menjadi tidak berbau dan menjadikan udara bersih sehingga sangat ramah lingkungan.

"Sayangnya, fakta ilmiah semacam ini tidak pernah diperhatikan pemerintah dan industri rokok kretek Indonesia karena mereka tidak punya unit riset dan pengembangan produk yang memadai," katanya.

Ia menambahkan, dari segi aset dan volume perdagangan rokok di Indonesia yang nilainya sangat besar, sebenarnya riset semacam ini cukup mudah untuk direalisasikan.

"Riset semacam ini bisa menghilangkan stigma negatif rokok kretek dan tentunya jauh lebih murah dibandingkan dengan biaya yang harus dikeluarkan untuk lobi dan iklan yang konon anggarannya mencapai lebih dari 60 persen biaya produksi," tambah Sutiman.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau