Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wanita Lebih Rentan Dehidrasi

Kompas.com - 09/02/2011, 13:48 WIB

Kompas.com - Kekurangan cairan alami tubuh atau biasa disebut dehidrasi bisa menyebabkan penurunan stamina, konsentrasi, bahkan bisa berakibat fatal. Dibandingkan dengan pria, ternyata wanita lebih rentan terhadap dampak negatif dehidrasi, terutama pada penurunan kemampuan kognitif dan mood.

Penelitian mutrakhir  yang dilakukan Lawrence E.Amstrong, pakar hidrasi dunia dan Harris R.Lieberman, pakar neuro kognisi, menyebutkan dehidrasi sebesar 1,5 persen pada pria akan menyebabkan turunnya konsentrasi dan daya ingat, kelelahan dan ketegangan. Sementara itu pada wanita efek negatif itu sudah dirasakan ketika terjadi dehidrasi 1,3 persen.

"Wanita memang lebih sensitif pada efek kekurangan cairan. Dehidrasi sebesar 1,3 persen sudah memiliki dampak seperti dehidrasi pada pria yang kekurangan 1,5 persen cairan tubuh. Pada wanita bahkan ditambah dengan efek sakit kepala," kata Dr.dr.Saptawati Bardosono, Sp.GK, ketika memaparkan hasil riset terbaru tersebut di Jakarta, Rabu (9/2).

Ia menambahkan, selain faktor hormonal, perbedaan pengaruh dehidrasi ini juga disebabkan karena perbedaan komposisi tubuh laki-laki dan perempuan. "Pria komposisi ototnya lebih tinggi, sedangkan wanita lemaknya lebih tinggi sehingga komponen airnya juga lebih banyak," kata staf pengajar di program studi Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini.

Studi yang dilakukan tahun 2010 itu melibatkan 20 wanita dewasa sehat yang punya kebiasaan minum air sebanyak 2-3 liter sehari. Mereka kemudian diminta untuk berpuasa minum air selama 23 jam dan melakukan tes kognitif. Hasil studi menunjukkan mereka mengalami penurunan konsentrasi, kelelahan, mengantuk, nyeri kepala dan cepat terganggu moodnya.

Pembicara lain, dr.Luciana Sutanto, Sp.GK menyebutkan dehidrasi kronik sering kali tidak bergejala karena tubuh memiliki mekanisme adaptasi sendiri. "Saat tubuh kekurangan cairan ia akan mengirim sinyal berupa rasa haus. Di dalam tubuh sendiri terjadi pengentalan plasma darah sehingga akan dikeluarkan hormon tertentu yang menyebabkan penghematan penggunaan air berupa jumlah urin yang sedikit," paparnya.

Luciana menyarankan agar keseimbangan tubuh dijaga dengan cara mengonsumsi cukup cairan sebelum timbulnya rasa haus. "Jangan abaikan rasa haus karena itu adalah isyarat tubuh," katanya.  

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com