Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejak Januari Ada 19 Pasien Terduga Flu Burung

Kompas.com - 15/03/2011, 06:24 WIB

Padang, Kompas — Jumlah pasien terduga flu burung yang dirawat di Rumah Sakit Umum Pusat Dr M Djamil, Kota Padang, Sumatera Barat, bertambah lagi. Dua pasien baru, berusia 49 tahun dan 8 tahun 6 bulan, dirujuk ke rumah sakit itu pada Minggu (13/3). Dengan demikian, sejak Januari 2011, ada 19 pasien terduga flu burung yang ditangani di rumah sakit tersebut.

Zaini Kasman (48), suami dari salah seorang pasien terduga yang mulai dirawat sejak Minggu, mengatakan, istrinya mengalami demam dan kondisi yang tidak biasa setelah puluhan ayam kampung peliharaannya mati mendadak. ”Kaki istri saya gemetaran,” katanya, Senin.

Jumlah pasien terduga flu burung yang dirawat di RSUP Dr M Djamil pada Senin tercatat 10 orang. Sembilan pasien terduga flu burung lainnya sudah diperbolehkan pulang karena hasil tes darah dan contoh cairan lendir yang diambil dari kerongkongan dan hidung pasien menunjukkan negatif terhadap sampel virus H5N1 (avian influenza) yang ada.

Saat ini, para pasien terduga flu burung tersebut ditempatkan di Ruang Suspect dan Ruang Conform RSUP Dr M Djamil. Pihak rumah sakit menyiapkan ruang tambahan untuk perawatan pasien-pasien terduga flu burung yang kemungkinan bertambah.

”Untuk Maret saja terdapat 15 orang pasien terduga yang dirawat di rumah sakit kami,” kata Kepala Instalasi Humas dan Pengaduan Masyarakat RSUP Dr M Djamil, Gustafianof.

Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan Sumbar Rosnini Savitri mengatakan, Rumah Sakit Ahmad Muchtar, Kota Bukittinggi, akan digunakan pula sebagai rumah sakit rujukan flu burung apabila RSUP Dr M Djamil tidak dapat menampung jumlah pasien terduga yang terus berdatangan.

Ayam mati mendadak

Dari Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, dilaporkan, ratusan ayam di Desa Kesongo, Kecamatan Tuntang, mati mendadak sejak awal Maret ini. Kematian ayam-ayam tersebut diduga akibat terkena virus flu burung,karena memiliki ciri unggas yang terkena flu burung.

”Awalnya, kami mengira ayam terkena penyakit biasa. Tetapi herannya, kok dari sehat-sehat saja, tiba-tiba mati. Padahal kalau kena penyakit ayam, sekitar tiga atau empat hari kemudian baru mati,” ujar Somiani, warga Dusun Banjaran, Desa Kesongo, yang juga Sekretaris Desa Kesongo.

Somiani mengatakan, sudah sekitar 200 ayam miliknya mati mendadak. Ratusan ayam milik tetangganya juga mati. Dari 22 keluarga di dusun tersebut, hanya 3 keluarga yang ayamnya tidak mati.

Bangkai ayam-ayam tersebut kemudian dikubur. Warga tidak tahu kalau bangkai ayam tersebut seharusnya dibakar. (UTI/INK)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com