Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bahaya bagi Pemain Drum

Kompas.com - 29/03/2011, 06:41 WIB

Awal Maret 2011, media massa ramai memberitakan, penabuh drum grup rock Genesis, Phil Collins (60), akan mundur dari karier musik yang dijalani lebih dari 40 tahun akibat gangguan kesehatan. Pemusik kelahiran Inggris itu mengalami masalah telinga, dislokasi tulang, dan kerusakan saraf pada lengan.

Bagi pemusik, alat pendengaran merupakan harta tak ternilai. Di sisi lain, ada potensi gangguan pendengaran akibat tingginya intensitas bunyi alat musik yang dimainkan.

Berdasarkan studi Marshall Chasin dari Centre for Human Performance and Health, Kanada, intensitas (kerasnya) bunyi bass drum dapat mencapai 106 desibel (dB).

Guru Besar Ilmu Penyakit Telinga, Hidung, dan Tenggorok Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Jenny Endang Bashiruddin memaparkan, bunyi aman bagi telinga adalah intensitas 85 dB dalam 8 jam per hari kerja atau 40 jam per minggu berdasarkan panduan Occupational Safety Health Association (OSHA).

Hukum ”tiga” dapat dimanfaatkan sebagai panduan. Artinya, setiap penambahan tiga desibel, waktu aman pajanan makin pendek. Misalnya, seseorang aman jika terpajan 85 dB dalam waktu 8 jam, 88 dB dalam waktu 4 jam, 91 dB dalam waktu 2 jam, 94 dB dalam waktu 1 jam, 97 dB dalam waktu 30 menit, 100 dB dalam waktu 15 menit, dan seterusnya. Jika tidak terpenuhi, dapat terjadi kerusakan alat pendengaran. ”Penabuh gamelan bali yang sangat energik dan keras bunyi musiknya pernah diteliti. Ternyata, mereka mengalami gangguan pendengaran,” kata Jenny.

Proses mendengar berawal dari gelombang bunyi yang ditangkap oleh daun telinga. Bunyi diteruskan ke liang telinga, kemudian menggetarkan gendang telinga (membran timpani). Bergetarnya tulang-tulang pendengaran (martil, landasan, dan sanggurdi) di telinga tengah menggetarkan cairan di rumah siput (koklea) di telinga bagian dalam. Getaran kemudian diteruskan ke saraf pendengaran (saraf auditorius) dan disampaikan ke otak untuk diinterpretasikan. Saat itulah kita mengetahui bunyi yang didengar.

Bunyi yang terlalu keras akan merusak sel-sel rambut di koklea. ”Jika terjadi terus, gangguan pendengaran semakin berat dan sulit diperbaiki,” ujarnya.

Jenny mengatakan, gangguan pendengaran akibat bising, yang dikenal sebagai noise induced hearing loss (NIHL), merupakan salah satu gangguan pendengaran yang dapat dicegah.

Pemain drum atau orang yang bekerja di lingkungan bising dapat menggunakan penutup telinga untuk mengurangi intensitas bunyi.

Menjaga organ gerak

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com