Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Makanan Sebagai Obat

Kompas.com - 11/04/2011, 06:02 WIB

Oleh: Yulia Sapthiani

”Jadikanlah makanan sebagai obat bagi tubuh kita....” Itu kata ilmuwan Yunani, Hippocrates. Boleh jadi itu semacam slogan karena kini ”desakan” berbagai jenis makanan berhamburan di sekitar kita, dan itu menggoda....

Christopher Emille (38) masih ingat runtutan peristiwa ketika dia terkena serangan jantung, lima tahun lalu. Dadanya tiba-tiba terasa sakit saat berenang. Ketika sakit ini tak kunjung hilang, ia dibawa saudara-saudaranya ke rumah sakit.

Setelah menjalani serangkaian tes, oleh dokter, Emille dinyatakan terkena serangan jantung. ”Saya bisa bertahan karena punya kebiasaan berolahraga,” kata Emille, yang memang hobi berenang jarak jauh.

Peristiwa inilah yang kemudian mengubah kebiasaan Emille meski pola hidup sebelumnya sebenarnya tidak terlalu buruk. Emille khawatir karena di lingkungan keluarganya terdapat riwayat penyakit jantung. Pola makan menjadi lebih diperhatikan. Konsumsi sayur dan buah diperbanyak, terutama yang berjenis organik. Setiap kali minum, Emille selalu memilih air putih.

”Selain terasa lebih sehat, berat badan saya juga turun. Jadi, saya percaya bahwa makanan adalah obat bagi tubuh kita,” tutur Emille. Ia seolah membenarkan dalil yang dikemukakan Hiprocrates itu.

Sadar akan pentingnya pola hidup yang teratur, Emille membentuk Komunitas Organik Indonesia (KOI) untuk menyosialisasikan gaya hidup organik, termasuk kebiasaan mengonsumsi makanan sehat. Anggotanya tak hanya individu yang sudah dan baru berniat menjalankan gaya hidup organik, tetapi juga lembaga dan perusahaan yang bergerak di bidang produk organik.

Pola makan sehat

Vonis dokter karena mengidap penyakit tertentu juga memaksa Willy A. Roffi dan Hendra Alimin mengubah pola makan mereka. Tahun 2004, ginjal Roffi dideteksi bermasalah oleh dokter. Kondisi ini terjadi karena Roffi punya kebiasaan jarang minum dan menyukai makanan dengan rasa asin.

”Oleh dokter, saya disuruh mengonsumsi makanan sehat. Akhirnya saya mencari katering dengan menu sehat. Saat itu masih sulit untuk mencari katering makanan sehat. Kalaupun ada, harganya mahal,” tutur Roffi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com