Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

TV Via Kabel Telkom

Kompas.com - 21/04/2011, 05:56 WIB

Pilihan menikmati layanan televisi sudah semakin bervariasi. Kali ini, pemilik jaringan telepon kabel terbesar, PT Telekomunikasi Indonesia, semakin mendayagunakan jaringan kabel tembaganya, tidak sekadar sebagai alat komunikasi suara.

Memang, sebagai sarana layanan internet, sebenarnya juga sudah lama dilakukan dengan layanan Speedy. Namun, yang akan datang ini lebih atraktif, berupa layanan televisi melalui protokol internet. Layanan internet protocol TV (IPTV) ini merupakan layanan siaran TV interaktif berdefinisi tinggi (high definition/HDTV).

Telkom mengklaim, layanan ini tidak sekadar mendistribusikan konten televisi melalui internet. Pada dasarnya, ini merupakan layanan dari siaran radio dan televisi, video, audio, teks, grafis, dan data yang disalurkan kepada pelanggan melalui jaringan internet protocol (IP).

”Kami sudah punya pengalaman yang cukup dalam mengelola televisi berbayar melalui TelkomVision/Yes TV yang dikelola salah satu anak perusahaan Telkom, yaitu Indonusa Telemedia,” kata Rinaldi Firmansyah, Direktur Utama PT Telkom, dalam acara soft launching layanan IPTV Telkom di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Rinaldi mengakui, IPTV merupakan salah satu pilihan menarik untuk mengangkat kembali potensi bisnis telepon kabel menyusul kecenderungan penurunan penggunaannya. Rinaldi sangat optimistis seiring dengan upayanya terus-menerus memperluas infrastruktur jaringan akses pita lebar di sejumlah wilayah di Indonesia

Raksasa telepon kabel ini juga berupaya mengembangkan kapabilitas akses, antara lain melalui rencana pengembangan akses pita lebar, menambah cakupan kapasitas true broadband atau akses dengan kecepatan 20 Mbps dan 100 Mbps. ”Pada tahun 2010, kapasitas true broadband yang baru mencapai 21 persen akan ditingkatkan menjadi 85 persen pada tahun 2015,” ujar Rinaldi.

Optimisme Telkom ini berdasarkan penetrasi TV berbayar di Indonesia yang masih rendah jika dibandingkan dengan negara Asia lain. Diperkirakan penetrasi baru 2 persen, jauh di bawah Malaysia yang sudah mencapai 60 persen. Potensi pasar di Indonesia cukup besar mengingat perumahan yang memiliki TV lebih dari 60 juta. Sementara jumlah televisi yang beredar di masyarakat saat ini lebih dari 120 juta unit. (awe)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com