Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tumbuh Lebih Tinggi dan Berkualitas

Kompas.com - 25/04/2011, 02:53 WIB

FAISAL BASRI

Target pertumbuhan ekonomi Presiden semasa kampanye hanya sekitar 6 persen setahun dan menembus 7 persen tahun 2014. Target ini tampaknya disadari terlalu rendah karena tak mampu menurunkan angka kemiskinan dan angka pengangguran secara signifikan.

Saat membuka rapat kerja pemerintah dan dunia usaha di Istana Bogor, awal minggu lalu, Presiden berharap, pertumbuhan ekonomi bisa mencapai 7-8 persen. Walaupun tak disebutkan target waktunya, sangat mungkin pertumbuhan itu bisa dicapai semasa pemerintahan sekarang ini.

Mari tengok identitas pendapatan nasional berikut: Y > Cp + I + G + NX, yang mana Y adalah pendapatan nasional atau produk domestik bruto (PDB), Cp adalah konsumsi masyarakat, G adalah konsumsi pemerintah, I adalah investasi atau pembentukan modal tetap kotor, dan NX adalah ekspor minus impor barang dan jasa.

Masing-masing komponen pengeluaran selama kurun waktu 2008-2010 rata-rata adalah 59 persen untuk Cp; 30 persen untuk I; 9 persen untuk G, dan 2 persen untuk NX.

Jika kita pakai hitung-hitungan kasar saja, katakanlah Cp tumbuh 5 persen, I naik 15 persen, dan G meningkat 10 persen, sedangkan NX tak berubah, maka pertumbuhan ekonomi bisa 8,35 persen. Apakah pencapaian setinggi itu nyaris mustahil?

Agaknya angka itu masih bisa tergapai. Pertumbuhan strata menengah yang ”menakjubkan” ditambah sebentar lagi belanja politik menjelang kampanye bakal membengkak, maka pertumbuhan konsumsi masyarakat sebesar 5 persen dan belanja pemerintah 10 persen tergolong moderat.

Sementara itu, pertumbuhan investasi akan ditopang oleh pertumbuhan kredit yang bisa 20 persen dan kian derasnya arus penanaman modal asing langsung. Belum lagi potensi belanja modal perusahaan-perusahaan milik negara (BUMN) sehingga pertumbuhan investasi sebesar 15 persen sebetulnya masih sangat memungkinkan.

Kita sengaja tak mengharapkan sumbangsih dari NX karena pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi akan memacu impor lebih tinggi ketimbang ekspor. Sepanjang nilai ekspor masih bisa dipertahankan lebih tinggi dari nilai impor barang dan jasa, sebetulnya NX masih tetap memberikan sumbangan positif bagi pertumbuhan ekonomi.

Namun, apalah gunanya pertumbuhan tinggi kalau hanya setahun lalu lunglai kembali. Apa pula gunanya kalau pertumbuhan berbasis sempit, tak mengalir ke segala penjuru dan ke seluruh lapisan masyarakat. Maka, tantangan yang menghadang adalah bagaimana tumbuh tinggi tetapi berkelanjutan dan mampu mengangkat kesejahteraan lapisan masyarakat terbanyak.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com