Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kondom Beraroma, Selera Orang Asia

Kompas.com - 27/04/2011, 14:27 WIB

BANGKOK, KOMPAS.com - Wewangian atau roma sangat erat kaitannya dengan memori dan sangat personal sifatnya. Saat kita mencium aroma tertentu, reaksi setiap orang bisa berbeda-beda. Aroma yang pas juga bisa menimbulkan reaksi gembira, rileks atau bersemangat.

Oleh karena itulah, untuk memberi nilai lebih, kondom sebagai alat kontrasepsi juga kini tidak mau kalah dengan produk lain. Selain aroma buah-buahan, kondom masa kini juga dibuat dengan aroma bunga, kopi, mint, bahkan kelapa.

Tossaporn Nilkhambang, manager quality assurance PT Thai Nippon Rubber, produsen berbagai merek kondom, menyebutkan saat ini selain aroma, kondom yang memiliki rasa juga banyak dicari.

"Konsumen kini menginginkan aroma yang baunya lebih kuat. Banyak juga permintaan akan kondom yang memiliki rasa manis," katanya saat ditemui KOMPAS.com di pabriknya di Phintong, pinggiran kota Bangkok, Thailand.

Ia menjelaskan, pasar Asia kini lebih menyukai kondom dengan aroma bunga-bungaan yang alami. "Orang Asia suka wangi melati dan vanila," katanya.

Sementara itu orang-orang Afrika biasanya menyukai produk kondom yang beraroma kuat seperti kopi, madu atau mint. "Kondom yang mint sebenarnya bisa membuat mata iritasi karena begitu kemasan dibuka baunya seperti menusuk mata. Tapi mereka suka karena dianggap segar," ujarnya.

Hal berbeda justru ditunjukkan orang-orang di Amerika dan Eropa yang lebih menyukai kondom plain alias tanpa aroma. Barangkali, buat mereka yang penting adalah fungsinya.

Dengan berbagai aroma dan rasa yang sangat bervariasi tadi, tak ada salahnya Anda mencoba kondom. Untuk mengetahui mana yang paling cocok untuk Anda, mungkin bisa dicoba kondom yang aromanya paling sesuai dengan mood Anda.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com