Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 30/04/2011, 07:36 WIB

 

Kompas.com - Perbedaan utama anak dengan orang dewasa adalah kemampuan anak untuk tumbuh dan berkembang. Pertumbuhan fisik anak akan terus berlangsung dan kemampuannya makin berkembang. Salah satu faktor yang memengaruhinya adalah pemberian nutrisi yang tepat.

Peran nutrisi tidak hanya penting pada tahun-tahun pertama kehidupan anak tapi sudah dimulai sejak bayi dalam kandungan. "Tahun-tahun pertama kehidupan anak merupakan periode terjadinya penyakit infeksi dan masalah kekurangan gizi yang dapat berdampak buruk pada tahap tumbuh kembang selanjutnya," kata dr.Diah Pramita, Sp.A dalam acara talkshow bertema Pentingnya Nutrisi Tepat untuk Tumbuh Kembang Buah Hati, di Jakarta (29/4).

Pada prinsipnya, asupan gizi yang seimbang terdiri dari karbohidrat (nasi, roti, kentang, mie, dsb), protein (daging, telur, ikan, tempe, tahu), lemak (mentega, minyak), dan vitamin serta mineral (sayuran dan buah).

"Menu makanan sehari-hari harus mengandung semua komponen tersebut, tentu dengan berbagai variasi agar anak tidak bosan," bebernya. Namun lanjut Diah, pemberian nutrisi pada anak haruslah tepat. Tidak boleh kurang atau lebih.

Pasalnya, kelebihan nutrisi dapat berdampak obesitas, yang memungkinkan anak memiliki risiko penyakit seperti kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi, diabetes, gangguan tidur, kelainan metabolik dan penyakit jantung saat dewasa. "Memang dampaknya bukan sekarang, tapi nanti kalau mereka sudah dewasa," ungkapnya.

Selain itu, dampak kekurangan nutrisi bisa mengakibatkan anak menderita gizi kurang dan gizi buruk. Kekurangan nutrien mikro seperti vitamin A (rabun senja, kulit kasar dan kering), vitamin B1 (beri-beri), vitamin B6 (kejang pada bayi, kelainan saraf dan kulit) vitamin B12 (anemia), dan sebainya.

Lalu bagaimana cara untuk menilai kecukupan asupan nutrisi seorang anak? Diah menerangkan, ada dua cara yang dapat dilakukan yakni, pertama dengan analisis diet, yaitu lewat makanan yang dikonsumsi sehari-hari. Kedua, pemeriksaan fisik seperti berat badan, tinggi badan dan lingkar kepala.

Umumnya ketiga hal tersebut dipantau secara rutin pada saat anak kontrol ke dokter, sehingga bila terjadi penyimpangan dan standar dapat dilihat pada grafik pertumbuhan sesuai usia dan dapat diantisipasi serta ditangani lebih dini.

Berdasarkan Usia

Diah mengungkapkan, pemberian asupan makanan pada anak berbeda-beda sesuai dengan usianya. Jenis makanan yang diberikan pada usia 0-6 bulan menurutnya cukup hanya dengan pemberian ASI saja. Pasalnya, dalam ASI mengandung zat-zat kekebalan tubuh seperti Imunoglobulin (melindungi tubuh dari infeksi), Lisozim (menghancurkan dinding sel bakteri), Laktoferin (menghambat pertumbuhan mikro organisme, Makrofag dan limfosit (membunuh mikro-orgamisme).

Saat anak menginjak usia 6 bulan keatas, kata Diah barulah mulai diperkenalkan makanan pedamping ASI berupa makanan setengah padat seperti bubur susu atau tim saring disertai buah. Selanjutnya, ketika anak mencapai usia 8 bulan, makanan dapat diberikan dengan tekstur agak kasar dengan frenkuensi 3 kali sehari.

Setelah anak mencapai usia 1 tahun keatas, dapat diperkenalkan dengan menu yang lebih bervariasi menyerupai makanan orang dewasa. "Tentunya tanpa bumbu penyedap (msg), tanpa zat aditif seperti pengawet, pewarna, pemanis buatan, serta tidak pedas," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com