Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Program Universal Coverage Sulit Data

Kompas.com - 05/05/2011, 22:01 WIB

 

 

PADANG, KOMPAS.Com - Jaminan kesehatan bagi setiap penduduk (universal coverage) yang ditargetkan dapat dicapai secara nasional pada tahun 2014, masih kesulitan data.

Anggota Komisi IX DPR RI, Zulmiar Yanri , Kamis (5/5), di Kota Padang, Sumatera Barat, mengatakan hal itu terjadi di tingkat daerah. Misalnya Jamkesmas, langsung turun ke provinsi, lalu ke kabupaten, dan kecamatan-kecamatan.

"Nah, biasanya di tingkat ini terjadi pembagian kuota yang tidak tepat," katanya, usai menghadiri peresmian kantor cabang PT Askes (Persero).

Menurut Zulmiar, untuk mengatasi hal itu sebaiknya tiap daerah melakukan sensus ulang terhadap kondisi kependudukan mereka. Ia menilai, data sensus yang dimiliki BPS selama ini cenderung hanya memuat informasi umum.

Zulmiar mengatakan, saat ini di Indonesia baru Nanggroe Aceh Darusallam yang berhasil memenuhi program universal coverage. Pemerintah Aceh mengeluarkan Rp 230 miliar per tahun. "Dari jumlah itu, masih ada sisa lebih dari Rp 30 miliar per tahun yang kemudian dikembalikan lagi untuk memberikan jaminan kesehatan pada masyarakat," ujarnya.

Ia menambahkan,  pada tahun ini khusus untuk program Jamkesmas terdapat dana APBN Rp 5 triliun, untuk menjalankan program universal coverage itu dengan jumlah peserta mencapai 76,6 juta jiwa .

Sementara peserta asuransi kesehatan di PT Askes sekitar 16,4 juta orang, peserta Jamsostek sekitar 2,5 juta orang, dan peserta Jamkesda. "Juga ada peserta asuransi kesehatan lain oleh masyarakat menengah atas yang data pastinya belum diketahui," kata Zulmiar.

Direktur Utama PT Askes (Persero), I Gede Subawa, menambahkan, khusus untuk besar dana kelolaan program Jamkesmas dan Jamkesda yang hendak dititipkan pada PT Askes, masih dihitung. Gede menambahkan, saat ini terdapat 3.855 orang dokter yang juga dilibatkan dalam program Dokter Keluarga PT Askes, guna memberikan layanan rawat jalan tingkat pertama bagi peserta Askes Sosial.

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com