Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bio Farma Kembangkan Vaksin Baru

Kompas.com - 12/05/2011, 13:56 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Memasuki usianya yang ke-121 pada tahun ini, pabrik vaksin nasional PT Bio Farma  terus melakukan riset dan pengembangan vaksin.  PT Bio Farma telah menyiapkan beberapa jenis vaksin yang siap untuk dilempar ke pasaran hingga 2015.

"Hal ini sejalan dengan program WHO yang menetapkan tahun 2011-2020 sebagai dekade vaksin," ungkap Direktur Utama  PT Bio Farma Iskandar dalam acara seminar Mewujudkan Strategi Riset Nasional dalam Kemandirian Produksi Vaksin di Jakarta (12/5/2011).

Pada tahun 2012, Bio Farma akan meluncurkan vaksin pentavalent yang merupakan kombinasi vaksin DPT, Hepatitis B dan HiB.  Kemudian pada 2014 akan diluncurkan vaksin pengganti polio. "Karena WHO sudah mengeradikasi penyakit polio, maka sebagai gantinya WHO minta vaksin dalam bentuk injeksi. Kita sudah siap untuk itu," katanya.

Akan tetapi, lanjut Iskandar, vaksin pentavalent masih terbentur pada harganya yang mahal. "Bio Farma terlambat masuk pasaran, padahal harga vaksin ini di pasaran dunia sudah turun padahal investasinya sangat tinggi," katanya.

Beruntung Indonesia mendapat bantuan dari  Aliansi Global untuk Vaksin dan Imunisasi (GAVI) dengan subsidi 80 persen dan dibayar pemerintah 20 persen pada tahun pertama. "Indonesia termasuk dalam salah satu dari 4 negara di dunia yang belum memasukkan pentavalent dalam program imunisasi nasional, karena itu kita dibantu GAVI," papar Iskandar.

Sementara itu, vaksin rotavirus untuk pencegahan diare akan dipasarkan pada tahun 2016. Beberapa jenis vaksin lain yang juga penting, namun masih dalam pengembangan dan riset adalah vaksin malaria, demam dengue, vaksin new TB, serta vaksin HIV/AIDS.

Vaksin lain yang siap untuk diproduksi awal tahun 2012 adalah vaksin flu dengan bibit vaksin dari Universitas Airlangga Surabaya. "Kita sudah siap untuk menghadapi pandemi flu," katanya.

Bio Farma kini bertekad untuk mewujudkan kemandirian vaksin. Iskandar menambahkan, Indonesia saat ini tertinggal 10 tahun dibanding perusahaan multinasional. "Perlu dilakukan terobosan untuk membuat loncatan sehingga ketertinggalan ini bisa dipercepat 6-8 tahun," katanya.

Untuk itu saat ini Bio Farma dan Balitbangkes Kementrian Kesehatan akan membentuk Dewan Riset Nasional yang melibatkan semua aspek dalam produksi vaksin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com