Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada yang Tidak Senang Berita Gizi Buruk

Kompas.com - 26/05/2011, 09:50 WIB

DEPOK, KOMPAS.com — Tidak semua narasumber kooperatif memberikan informasi mengenai gizi buruk. Di Depok, Jawa Barat, misalnya, wartawan Sinar Harapan, Robino Hutapea (47), menerima telepon yang mengancam dirinya. Seseorang yang mengaku bernama Muktar meminta agar berita gizi buruk diralat karena dia tidak setuju dengan penyebutan identitas pasien.

Muktar, si penelepon itu, tidak menjelaskan kapasitasnya sebagai apa dalam kasus Rizki, pasien gizi buruk. "Saya tidak tahu maksudnya apa. Informasi mengenai gizi buruk saya dapatkan dari Kepala Dinas Kesehatan Depok Hardiono," kata Robino, Rabu (25/5/2011).

Robino sebelumnya membuat berita mengenai adanya pasien gizi buruk atas nama Salsabila (satu tahun) dan Rizki (enam bulan), Selasa (24/5/2011) siang. Berita berjudul " Balita Gizi Buruk Dirawat di RSUD" itu muncul pukul 15.06 pada hari yang sama di situs www.sinarharapan.co.id.

Salsabila dan Rizki sudah meninggalkan rumah sakit pada Senin (23/5/2011) malam. Salsabila kekurangan gizi sehingga berat badannya di bawah normal. Kini warga RW 21, Kelurahan Mekarjaya, Kecamatan Sukmajaya, Depok, ini menjalani perawatan di Puskesmas Sukmajaya. Sementara Rizki menjalani perawatan di Rumah Sakit Harapan Kita, Jakarta, karena selain berat badannya kurang, dia mengalami kelainan jantung. Berat badannya hanya 5 kilogram, sedangkan idealnya anak seusianya mempunyai berat badan 9-10 kilogram.

Sementara Rumah Sakit Umum Daerah Depok juga berhati-hati dalam memberikan informasi mengenai identitas pasien gizi buruk saat Salsabila dan Rizki menjalani perawatan di rumah sakit itu. Humas RSUD Depok, Beti S, mengatakan, pihak rumah sakit tidak mendapatkan izin dari keluarga untuk memberitakan identitas pasien. "Karena menyangkut penyakit seseorang, kami tidak dapat memublikasikan berita ini tanpa izin keluarga," katanya.

Sikap RSUD Depok berbeda dengan sikap Dinas Kesehatan. Kepala Dinas Kesehatan Depok Hardiono justru memberikan penjelasan panjang lebar mengenai pasien, lengkap dengan identitasnya. Hardiono menekankan mengenai proses penanganan pasien gizi buruk. "Ini fakta, jadi kami harus menjelaskan proses penanganan agar masyarakat tahu," kata Hardiono.       

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com