Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Timun Spanyol Jadi Persoalan di Jerman

Kompas.com - 27/05/2011, 13:28 WIB

BERLIN, KOMPAS.com - Para pejabat kesehatan Jerman, Kamis (26/5/2011) mengatakan timun impor dari Spanyol adalah salah satu sumber dari wabah E.Coli mematikan baru-baru ini di negara-negara bagian utara. Wabah itu menewaskan tiga orang dan ratusan orang sakit.    

Lembaga Hamburg untuk Kebersihan dan Lingkungan Hidup (HU) menemukan empat timun di pasar lokal terkontaminasi oleh E. Coli Enterohaemorrhagic (EHEC). Dari jumlah itu, tiga di antaranya diimpor dari dua pemasok Spanyol terpisah, kata pihak berwenang kesehatan negara di Hamburg. "Asal timun keempat masih diselidiki," kata para pejabat itu menambahkan.    

Supermarket Jerman mulai menarik timun Spanyol dari rak-rak mereka Kamis sore setelah temuan di Hamburg itu. Lembaga pemantau makanan di negara-negara bagian utara juga  meluncurkan investigasi di pasar sayur, kata Departemen Pertanian federal dalam sebuah pernyataan.    

Data menunjukkan bahwa Spanyol adalah pemasok timun kedua terbesar di Jerman di kawasan Uni Eropa, atau terhitung sekitar 40 persen dari impor timun negara.    

Para ilmuwan mengatakan bahwa EHEC adalah turunan virulen bakteri usus yang dapat menyebabkan gangguan perut yang parah, diare, stroke dan koma.  Virus E. Coli juga bisa menyebabkan gagal ginjal dalam kasus-kasus ekstrem.    

Jerman melihat wabah mengerikan E. Coli dua pekan lalu, mulai dari negara-negara bagian utara seperti Hamburg dan kemudian menyebar ke wilayah timur dan selatan.    

Otoritas kesehatan Jerman mengatakan bahwa setidaknya tiga orang telah meninggal akibat infeksi, dan lebih dari 200 telah didiagnosa dengan sindrom hemolitik-uremik (HUS), yang disebabkan oleh EHEC. Pusat Penyakit Nasional Jerman, Robert Koch Institute, menyarankan agar masyarakat  menghindari makan tomat mentah, ketimun, dan selada untuk sementara waktu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com