Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Laki-laki Kurang Proaktif Tes HIV

Kompas.com - 06/06/2011, 21:31 WIB
Timbuktu Harthana

Penulis

MANOKWARI, KOMPAS.com Jumlah laki-laki di Papua Barat yang melakukan tes HIV/AIDS secara sukarela masih rendah. Oleh karena itu, kasus penyakit ini malah banyak dijumpai pada kaum perempuan. Padahal, potensi laki-laki terpapar lebih tinggi akibat pola hidup yang tidak sehat.

Menurut Pengelola Program Komisi Penanggulangan AIDS Provinsi Papua Barat, Yogi Maryanto, kaum perempuan, terutama ibu rumah tangga, lebih proaktif memeriksakan diri untuk mengetahui kemungkinan tertular HIV/AIDS. Akibatnya, selama lima tahun terakhir, banyak kasus penyakit ini malah ditemukan pada ibu rumah tangga.

"Tren kasus HIV/AIDS pada ibu rumah tangga meningkat setelah tahun 2001. Umumnya mereka tertular dari hubungan seksual dengan suaminya," ujar Yogi, Senin (6/6/2011) di Manokwari.

Meningkatnya tren itu karena para ibu lebih khawatir dengan kesehatan mereka dan anak. Informasi tentang bahaya HIV/AIDS sudah lebih dipahami oleh para ibu sehingga mereka secara sukareala meminta tes kepada petugas voluntary counselling and testing (VCT) di lapangan.

Adapun kaum laki-laki, menurut Yogi, cenderung ragu-ragu, malu, dan takut untuk melakukannya. Itu karena tingginya stigma negatif dan diskriminasi masyarakat Papua Barat kepada pengidap HIV/AIDS. Kaum laki-laki khawatir bila dia harus terasing dari lingkungan sosial dan keluarga, serta kehilangan pekerjaannya akibat terpapar penyakit ini.

Mereka juga khawatir bahwa pola hidupnya yang tidak sehat akan terbongkar jika hasil tes sukarela menunjukkan bahwa dia positif mengidap HIV/AIDS.

Dilihat dari pekerjaannya, penyakit itu tidak hanya menjangkiti pekerja yang berisiko tinggi, tetapi juga pada buruh dan pegawai negeri sipil (PNS). Di Manokwari, berdasar data kumulatif tahun 2010, sebanyak 139 dari 558 orang atau 25 persen kasus ditemukan pada ibu rumah tangga serta 124 PNS dan buruh kasar.

Penyebarannya merata, baik di kalangan pendatang maupun penduduk lokal, baik di kota besar maupun pedalaman. Yang terpantau saat ini baru di wilayah kota karena sudah ada tenaga konselor, klinik, dan lembaga swadaya masyarakat yang peduli AIDS. Padahal, diduga, penyebaran di pedesaan dan pedalaman juga tinggi.

"Jadi, jumlahnya (laki-laki terjangkit HIV/AIDS) mungkin lebih banyak lagi kalau makin banyak yang secara sukarela melakukan tes," tambah Yogi.

Data Komisi Penanggulangan AIDS Provinsi Papua Barat menunjukkan bahwa hingga tahun 2010, tercatat 2.209 kasus HIV/AIDS dengan 1.219 kasus positif HIV dan 990 lainnya mengidap AIDS. Tercatat 495 pengidap penyakit yang menyerang kekebalan tubuh manusia ini meninggal dunia. Penyebarannya terbanyak di 4 kabupaten/kota, yakni di Kota Sorong, Kabupaten Sorong, Manokwari, dan Fakfak.

Jumlah kasus HIV/AIDS di Sorong dan Fakfak banyak karena maraknya peredaran minuman keras dan banyaknya praktik prostitusi. Mobilisasi penduduk di daerah industri dan jasa juga memicu penyebaran penyakit tersebut. Ini karena para pekerja dan buruh cenderung mencari kepuasan kebutuhan biologis dengan praktik prostitusi akibat jauh dari istrinya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com