Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
PENDIDIKAN

Surabaya Tambah Lima SMP Inklusif

Kompas.com - 15/06/2011, 13:16 WIB

SURABAYA, KOMPAS.com - Kesempatan siswa berkebutuhan khusus (inklusif) di Surabaya untuk memperoleh pendidikan setara dengan siswa lain semakin terbuka. Dinas Pendidikan Kota Surabaya memastikan tahun ajaran baru 2011/2012, membuka lima sekolah inklusif tingkat SMP.

Kepala Bidang Pendidikan Dasar, Dinas Pendidikan Kota Surabaya, Eko Prasetyoningsih mengatakan, lima SMP Negeri yang akan menerima siswa berkebutuhan khusus adalah, SMPN 5, SMPN 28, SMPN 29 , SMPN 36 serta SMPN 39. 'Masing-masing sekolah mendapat kuota sebanyak 20 peserta didik,' katanya, Rabu (15/6/2011).

Menurutnya, saat ini Surabaya hanya memiliki satu sekolah untuk tingkat SMP yang membuka kesempatan bagi siswa inklusif. Begitu pula untuk tingkat SMA dan SMK. Dijelaskannya, total siswa berkebutuhan khusus tingkat SD sampai SMP, baik negeri maupun swasta yang ada di Surabaya berjumlah 1.576 siswa. Jumlah ini yang terdaftar sebelum tahun ajaran baru, Juli 2010 lalu.

'Diperkirakan, jumlah siswa berkebutuhan khusus pendidikan dasar (SD-SMP) tersebut saat ini bertambah hingga sekitar 1.700 siswa,' ujarnya.

Di SMPN 29 saja misalnya, pada tahun ajaran 2010/2011 terdapat sekitar 38 siswa berkebutuhan khusus. Mereka berbaur di tengah-tengah siswa normal di setiap kelas untuk menumbuhkan sosialisasi dan menumbuhkan kepercayaan diri siswa inklusif.

Dari jumlah itu, lima di antaranya berhasil lulus bersama siswa seangkatan lainnya. Kepala SMPN 29 Surabaya, Hari Purnomo mengaku tidak memberikan perlakuan khusus bagi siswa inklusif. Mereka diperlakukan sama dengan siswa normal lainnya. Hanya saja, bila ada yang masih sulit menyerap pelajaran, maka guru reguler tersebut akan memberikan kelas khusus semacam les privat.

Pihak sekolah menurutnya juga tidak memberikan fasilitas khusus, karena dalam pendidikan harusnya tak ada diskriminasi, seluruh peserta didik harus mendapat hak yang sama. Kecuali bila ada siswa yang benar-benar butuh bantuan. 'Kasihan mereka jika dibedakan dengan siswa umum, secara mental mereka tidak akan bisa berkembang,' katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com