Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menilai Rumah Sakit Kita

Kompas.com - 27/06/2011, 06:24 WIB

Dr Samsuridjal Djauzi

Belum lama ini saya membaca artikel di sebuah majalah luar negeri tentang rumah sakit yang direkomendasikan di Asia Tenggara. Pada tulisan tersebut, rumah sakit di Singapura, Malaysia, Thailand, dan Filipina dianggap mempunyai layanan yang baik. Saya tak melihat ada rumah sakit di Indonesia yang direkomendasikan. Apakah memang mutu layanan rumah sakit kita masih rendah sehingga tidak patut direkomendasikan?

Setahu saya, sebenarnya layanan rumah sakit kita lumayan. Saya dan keluarga pernah dirawat di rumah sakit pemerintah dan swasta. Saya merasakan layanannya cukup menyenangkan.

Dokter di Indonesia dianggap kurang berkomunikasi, namun saya juga mengenal dokter yang sangat bersahabat. Jika dibandingkan dengan honorarium dokter di negara tetangga sebenarnya honor dokter di Indonesia rata-rata lebih rendah. Saya juga masih ingat ketika dokter bedah saraf kita, Prof Padmo, memisahkan kepala bayi kembar Juliana-Juliani dengan hasil baik. Bahkan, kedua bayi tadi telah tumbuh menjadi dewasa secara sehat. Namun, prestasi dokter Indonesia kurang dihargai oleh masyarakat kita. Masyarakat kita belum percaya pada keandalan rumah sakit kita.

Apakah yang menjadi halangan bagi rumah sakit kita untuk dapat berkompetisi dengan rumah sakit lain di negara tetangga?

O di J

Indikator keberhasilan

Harus kita akui, kepercayaan masyarakat Indonesia terhadap layanan rumah sakit kita memang belum seperti yang diharapkan. Salah satu indikatornya adalah banyaknya warga negara Indonesia yang berobat ke luar negeri. Indikator ini tak dapat dijadikan ukuran yang tepat karena banyak juga yang sebenarnya selain berobat juga berbisnis, berwisata, atau keperluan lain.

Masyarakat biasanya menilai layanan rumah sakit dari keramahan, kemampuan komunikasi petugas rumah sakit dan petugas kesehatan, serta kecepatan menanggapi persoalan pasien yang dirawat dan transparansi biaya. Sebenarnya di kalangan rumah sakit juga ada ukuran-ukuran untuk menilai apakah layanan suatu rumah sakit baik atau tidak. Ukuran tersebut lebih bersifat medis, misalnya angka infeksi pembuluh darah (phlebitis) pada pemasangan infus, dekubitus (luka pada pinggang karena berbaring lama), operasi ulang pada operasi yang direncanakan, penularan infeksi di rumah sakit, dan lain-lain. Sudah tentu juga angka keberhasilan terapi untuk berbagai penyakit.

Komite Medik rumah sakit berupaya untuk meningkatkan indikator keberhasilan tersebut. Namun, bagi anggota masyarakat, ukuran medis tersebut mungkin kurang mendapat perhatian. Padahal, dapat saja layanan rumah sakit ramah namun angka keberhasilannya secara medis tidak mengesankan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com