Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Remehkan Gejala Tifoid

Kompas.com - 27/06/2011, 09:33 WIB

JAKARTA, KOMPAS - Pengenalan gejala demam tifoid atau yang dikenal sebagai penyakit tifus sangat penting guna mencegah timbulnya infeksi yang lebih parah. Jika terlambat ditangani, demam tifoid bisa berakibat fatal.

Ahli penyakit dalam, penyakit tropik, dan infeksi dari Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia, Prof Djoko Widodo, menuturkan, tifus kerap kali diawali dengan gejala yang ringan. Keluarga penderita biasanya kesulitan mengenali gejala itu sejak awal.

”Pada penyakit tifus, demam naik perlahan. Pada minggu pertama, demam naik turun. Baru pada minggu kedua demamnya tinggi, hingga menjadi parah,” katanya dalam simposium bertema ”Penanganan Demam Tifoid pada Praktik Sehari-hari”, Sabtu (25/6) di Jakarta.

Gejala tifus biasanya berupa nyeri di ulu hati, lambung, dan otot. Selain itu, penderita mengalami diare, sakit kepala, mual, hingga muntah-muntah.

Kondisi akut ini tidak akan terjadi jika penanganan dilakukan lebih awal. Karena itu, begitu gejala awal muncul, masyarakat disarankan untuk segera memeriksakan diri ke dokter.

Menurut Djoko, tifus umumnya menyerang penduduk pada usia produktif. Pada usia itu, seseorang lebih banyak mengonsumsi makanan di luar rumah sehingga kebersihannya tidak terjamin. Kuman Salmonella typhi

penyebab tifus bisa masuk ke dalam tubuh lewat makanan dan minuman yang dikonsumsi seseorang. Kuman akan masuk ke usus dan berkembang biak.

Wilayah endemik

Tifus merupakan penyakit infeksi menular yang bisa menjangkiti anak-anak dan orang dewasa. Indonesia merupakan salah satu wilayah endemik penularan bakteri itu dengan jumlah kasus sekitar 900.000 per tahun. Adapun jumlah kematian akibat tifus diperkirakan mencapai 20.000 orang per tahun.

Penularan tifus bisa dicegah dengan menjalankan gaya hidup sehat, seperti mengonsumsi makanan yang sehat dan rajin mencuci tangan. Selain itu, pencegahan bisa dilakukan dengan imunisasi.

”Namun, imunisasi untuk tifus belum banyak dilakukan karena biayanya relatif mahal,” kata Djoko.

Ahli patologi klinik, Tjan Sian Hwa, mengatakan, masa inkubasi bakteri tifus mencapai 8-14 hari. Pemeriksaan laboratorium dibutuhkan agar bisa diperoleh diagnosis yang tepat. Jika gejala awal sudah tampak, pemeriksaan laboratorium perlu segera dilakukan. (ARA)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com