PT KCJ Ubah Tarif Commuter Line

JAKARTA, KOMPAS.com - PT KRL Commuter Jabodetabek akhirnya mengubah tarif KRL commuter line menjadi Rp 7.000 yang sebelumnya dipatok seharga Rp 9.000 untuk rute Bogor-Jakarta Kota dan sebaliknya.

"Kami sebenarnya sudah pertimbangkan dengan matang tarif Rp 9.000 itu. Tapi karena KRL Mania meminta untuk diturunkan dengan berbagai alasan, ya sudah," kata Sekretaris Perusahaan PT KCJ, Makmur Syaheran ketika dihubungi wartawan, Senin (27/6/2011).

Dia menjelaskan pengubahan tarif itu dikarenakan paparan KRL mania mengenai harga tiket yang menjadi terlalu mahal bagi penumpang sehingga banyak penumpang yang kesulitan untuk membeli tiket commuter line tersebut.

"Alasannya terlalu mahal menurut KRL mania. Tapi apakah itu berdasarkan penelitian yang benar dan apakah mereka benar mewakili 400.000 penumpang KRL?" ujar Makmur.

Bahkan dia belum bisa menjawab terkait tercukupinya biaya operasional KRL lantaran pengubahan tarif itu. Kenaikan tarif yang semula hendak diterapkan per 2 Juli mendatang terpaksa dilakukan karena sudah tidak ada lagi subsidi dari pemerintah untuk KRL Commuter Line.

"Mulai hari ini kami sedang melakukan penghitungan apakah dengan penurunan tarif ini biaya operasional tetap terpenuhi," ungkap Makmur.

Dia pun kembali menegaskan bahwa PT KCJ terus berusaha untuk memperbaiki fasilitas dan pelayanan kepada masyarakat. Mengenai pasokan listrik, pemerintah bersedia menambah kuota sesuai dengan jumlah kereta api yang ada.

"Saat ini jumlah KRL sebanyak 386 gerbong. Jumlah sekian membutuhkan pasokan listrik sebesar 100 Mwatt. Sedangkan saat ini pasokan listrik yang ada hanya 86 Mwatt. Jadi memang sudah semestinya ditambah. Jika nanti jumlah KRL di atas 500, maka pasokan listrik butuh sekitar 150 Mwatt," ujar Makmur.

Pengubahan tarif itu berlaku untuk semua rute. Selain rute Bogor-Jakarta Kota, rute Depok-Jakarta Kota menjadi Rp 6.000. Kemudian Bekasi-Jakarta Kota menjadi Rp 6.500, Serpong-Jakarta Kota menjadi Rp 6.000 dan Tangerang-Jakarta Kota menjadi Rp 5.500.