Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menghadapi Kanker pada Anak

Kompas.com - 06/07/2011, 13:31 WIB

KOMPAS.com – Memiliki anak yang menderita kanker tentu sangat menyedihkan, bahkan bagi keluarga yang tabah sekalipun. Pendekatan terbaik adalah bersikap jujur pada anak soal penyakitnya itu dan selalu berikan dukungan.

Kanker yang paling sering diderita anak-anak adalah  leukimia, limfoma, retinoblastoma (kanker mata), dan kanker tulang adalah jenis kanker yang umumnya menyerang anak-anak.

Sasaran dari pengobatan kanker anak-anak bukan hanya mengatasi kankernya tetapi juga membantu anak bisa terus bersikap normal sesuai dengan tingkatan usianya. Meskipun anak Anda penting untuk didukung dan dihibur, juga penting untuk memelihara hidupnya senormal mungkin.

Hal itu berarti anak tetap mengikuti jadwal, peraturan, serta aktivitas keluarga. Ini berarti orangtua tidak bersikap overprotektif atau melindungi anaknya secara berlebihan.

Kata kuncinya cuma satu, berikan dukungan seoptimal mungkin. Jangan pernah dijauhi dan dikucilkan. Tetap pandang dia sebagaimana anak-anak pada umumnya, tanpa harus diproteksi,” ujar Erwin Fauzi, koordinator relawan Yayasan Pita Kuning Anak Indonesia, yang ditemui di Rumah Sakit Dharmais, Rabu, (6/7/2011).

Menurut Erwin, proteksi berlebihan akan mendorong kondisi psikologis dan emosional seorang anak menjadi tidak stabil. Sehingga bukannya menyembuhkan, tetapi justru akan membangkitkan sel kanker.

“Kalau suasana hati tidak nyaman itu akan mendorong sel kanker dalam tubuh jadi lebih aktif,” imbuhnya.

Selain memberikan dukungan dan kebebasan, satu hal yang tidak kalah pentingnya adalah bersikap jujur mengenai penyakit anak. "Anak yang tidak diberitahu tentang penyakitnya akan membayangkan sesuatu yang sama sekali tidak benar," katanya.

Misalnya, seorang anak mungkin akan berpikir bahwa penyakit kanker yang dideritanya merupakan hukuman bagi dirinya akibat melakukan suatu kenakalan atau kesalahan tertentu.

“Disepakati bersama bahwa dengan memberitahu, akan membuat anak menjadi tidak terlalu stres dan merasa bersalah. Anak berhak tahu soal penyakitnya. Berapa pun usianya,” jelasnya.

Lebih lanjut Erwin mengatakan, anak-anak yang mengetahui keadaan sebenarnya akan lebih mudah untuk diajak bekerjasama terutama dalam proses pengobatan yang harus dijalaninya. Selain itu, membicarakan masalah kanker dengan anak akan membawa suasana keluarga menjadi lebih dekat dan dimudahkan dalam menghadapinya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com