Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tindakan Dini Atasi Ruam Popok

Kompas.com - 09/07/2011, 17:01 WIB

KOMPAS.com — Perawatan kulit bayi yang keliru menyebabkan terjadinya infeksi jamur dan bakteri pada area yang ditutup popok. Inilah sebab ruam popok sering kali terjadi berulang. Begitu kulit bayi mengalami iritasi, segera lakukan tindakan dini.

Tanda kemerahan pada area yang ditutupi popok dan bayi rewel karena iritasi kulit yang bikin gatal bisa menjadi pertanda terjadinya ruam popok. Jika bayi Anda mengalami hal ini, segera periksa kulit di area yang ditutupi popok tersebut. Ruam popok bisa berawal dari iritasi kulit yang kemudian memicu infeksi jamur dan bakteri. Segera atasi iritasi kulit pada bayi untuk menghindari risiko lebih lanjut dari ruam popok.

"Jika kulit bayi pada area yang ditutupi popok mengalami iritasi, bisa dikatakan 70 persen kemungkinan kulit bayi juga terinfeksi jamur dan bakteri, atau mengalami ruam popok," ujar dr Stephani Dewi dari Jansen-Cilag, kepada Kompas Female di sela acara "Family Health Expo" yang diadakan Tabloid Gaya Hidup Sehat, di Atrium Blitzmegaplex, Grand Indonesia, Jakarta, Sabtu (9/7/2011).

Rendam dengan hangat

Jika kulit bayi di area yang ditutupi popok mengalami iritasi, tindakan yang bisa Anda lakukan di rumah adalah merendam area tersebut dengan air hangat selama 10-15 menit, dua kali dalam sehari.

"Iritasi biasa bisa diatasi dengan merendam area yang ditutupi popok dengan air hangat. Saat mandi pagi dan sore hari, rendam area tersebut di air hangat selama 10-15 menit. Lihat perkembangannya dalam tiga hari. Jika tidak mengalami perubahan, artinya kulit bayi sudah terinfeksi jamur dan bakteri atau mengalami ruam popok," kata dr Stephani.

Selanjutnya, Anda bisa memberikan obat atau krim untuk mengatasi ruam popok yang banyak tersedia di apotek. Namun, jika dalam 2-3 hari ruam popok tak juga membaik dengan cara ini, sebaiknya segera temui dokter.

"Sebaiknya, begitu bayi positif terdeteksi ruam popok, langsung saja temui dokter. Pengobatan yang tepat bisa mengurangi rasa gatal, bayi juga berkurang rewelnya, meski ruam popok tak langsung hilang," saran dr Stephani.

Ruam popok biasanya banyak dialami bayi usia 9-12 bulan, terutama saat bayi mulai mengasup makanan padat pendamping ASI. Perubahan pola makan memengaruhi pola pencernaan bayi. Biasanya bayi mengalami diare. Nah, perawatan kulit bayi yang tak higienis dan kebiasaan yang salah menjadi sebab utama ruam popok pada bayi.

Meski demikian, ruam popok juga bisa dialami balita yang masih menggunakan popok, baik popok kain maupun popok sekali pakai. Jadi, pastikan area kulit yang ditutup popok terjaga kebersihan dan tingkat kelembabannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com