45 Buruh Terancam PHK pada Bulan Ramadhan

DENPASAR, KOMPAS.com — Kebijakan PT Mitra Garmen Indoraya (Animale) di Denpasar, Bali, yang melakukan efisiensi karyawan dengan dalih perusahaan merugi, mengancam nasib 45 karyawannya.

Mereka diberi opsi untuk memilih mengundurkan diri dengan diberi uang jasa tiga kali gaji atau pemutusan hubungan kerja (PHK) tanpa pesangon. Para karyawan ini diberi batas waktu hingga pertengahan bulan Agustus ini atau bertepatan dengan bulan Ramadhan. Sementara itu, para karyawan menolak kedua opsi tersebut karena dinilai sangat merugikan mereka.

"Kalau resign diberi uang jasa tiga kali gaji, dipukul rata. Seharusnya sesuai Undang-Undang Nomor 13 tentang Tenaga Kerja, efisiensi dihitung masa kerja dan harus dua kali pesangon," ujar Ikhsan Tantowi, Ketua Wilayah Front Nasional Perjuangan Buruh Indonesia (Ketua Wilayah FNPBI) yang mendampingi karyawan PT Mitra Garmen Indoraya di Dinas Tenaga Kerja, Sosial, dan Transmigrasi Kota Denpasar, Senin (1/8/2011).

Rata-rata masa kerja karyawan yang akan di-PHK antara 7 dan 14 tahun. "Yang 7 tahun harusnya mencapai 18 kali gaji," papar Ikhsan.

Meski telah melakukan negosiasi dengan perusahaan, kedua pihak gagal mencapai kesepakatan terbaik. Nasib ke-45 karyawan tersebut akan menyusul 22 rekan mereka yang per 1 Agustus ini sudah di-PHK dengan alasan yang sama, efisiensi.

Seperti diberitakan sebelumnya, ke-22 karyawan ini mengadukan nasib mereka ke Dinas Tenaga Kerja, Sosial, dan Transmigrasi Kota Denpasar siang tadi.