Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Muslim Bali Lestarikan "Megibung"

Kompas.com - 11/08/2011, 02:22 WIB

DENPASAR, KOMPAS.com — Warga Muslim di Kampung Islam Kepaon, Kota Denpasar, masih melestarikan tradisi megibung, yakni berbuka puasa bersama di masjid setiap memasuki hari ke-10 bulan suci Ramadhan.

"Dalam bahasa Bali, megibung berarti makan bersama atau makan dalam satu wadah. Maka dari itu, kami menyebut tradisi ini megibung, yang merupakan warisan leluhur untuk mempererat tali persaudaraan di sini," kata H Ishak Ibrahim, Takmir Masjid Al Muhajirin, Kampung Islam Kepaon, Denpasar, Rabu (10/8/2011) malam.

Ishak menjelaskan, tradisi megibung sejatinya dilakukan sebagai upacara selamatan warga dan jemaah Masjid Al Muhajirin Kepaon Denpasar yang telah lancar melakukan pembacaan 30 juz Al Quran atau khataman.

"Tradisi ini ada sejak umat Muslim masuk ke daerah Kepaon yang diperkirakan tahun 1362 Masehi. Di sini umat Muslim sudah berbaur, baik orang Muslim asal Melayu, Bugis, Palembang, maupun Bali," katanya.

Dalam tradisi ini, para jemaah terlebih dahulu mengawalinya dengan membatalkan puasa atau berbuka puasa dengan takjil yang telah disiapkan, kemudian sebelum melakukan shalat maghrib secara berjemaah, dan kaum pria langsung menyerbu makanan yang sudah disediakan secara bersama-sama.

Umumnya dalam satu wadah yang beralaskan daun pisang tersebut terdapat makanan yang disantap oleh empat hingga enam orang.

Jenis makanannya pun beragam, tetapi biasanya yang menjadi makanan pokok adalah nasi tumpeng yang dihidangkan dengan berbagai lauk-pauk, seperti ayam goreng, sayur, telur, dan buah-buahan, serta berbagai jenis minuman.

Sidik Abas (11), misalnya, salah seorang anak yang mengaku sudah sebanyak 10 kali mengikuti tradisi megibung di masjid ini. Menurutnya, meskipun hanya dengan lauk seadanya, jika dimakan bersama-sama, akan tetap terasa menyenangkan.

"Saya sudah 10 kali ikut. Rasanya seru bisa bareng dengan teman-teman," ungkap bocah yang duduk di kelas 6 SD ini.

Ia mengemukakan bahwa puasanya tahun ini sudah bisa sehari penuh, tetapi kalau tahun lalu masih belum bisa.

Di Kampung Islam Kepaon ini sendiri tercatat ada sekitar 600 kepala keluarga yang hidup rukun dan damai meskipun berada di sekeliling umat beragama lain yang berbeda budaya pula.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com