Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penting, Menabung Tidur Sebelum Mudik!

Kompas.com - 23/08/2011, 09:31 WIB

Oleh dr Andreas Prasadja, RPSGT

Setiap tahun, menjelang hari raya Idul Fitri, ada sebuah tradisi menyenangkan yang biasa dikenal dengan sebutan mudik. Berbondong-bondong kaum urban pulang ke kampung halaman untuk berkumpul dan berbagi suka dengan sanak keluarga.

Segala upaya dilakukan, dari menumpang pesawat terbang, kapal laut, kereta api, atau bus hingga mengendara mobil atau motor. Bahkan, bajaj pun tak ketinggalan meramaikan jalur-jalur mudik. Lalu lintas darat, laut, dan udara meningkat drastis. Berdasarkan pengalaman dari tahun ke tahun, kecelakaan lalu lintas pun semakin kerap terjadi. Kebahagiaan hari raya jadi ternoda akibat luka dan sakit karena kecelakaan di perjalanan. Bahkan, tak jarang nyawa melayang sia-sia.

Persiapan mudik

Untuk itu, kita harus mempersiapkan diri dengan baik. Mulai dari kelengkapan kendaraan, peta, bekal makan-minum, dan tak ketinggalan berbagai bentuk stimulan, seperti kopi atau minuman berenergi untuk mempertahankan stamina di perjalanan. Akan tetapi, sering kali kita lupa untuk memperhatikan kesehatan tidur. Padahal, tidur merupakan persiapan terpenting sebelum berkendara jauh. Persiapkan tidur jauh hari sebelumnya! Tahukah Anda, berkendara dalam kondisi kurang tidur sama bahayanya dengan berkendara sambil mabuk?

Jika kita perhatikan berita di berbagai media, kantuk adalah penyebab kecelakaan lalu lintas nomor satu. Bayangkan jika para pengendara bus harus bolak-balik melayani trayek-trayek antarprovinsi tanpa henti. Mereka harus berjaga sepanjang malam dan hanya punya waktu beberapa jam pada siang hari untuk tidur. Pengendara kendaraan pribadi pun tak lepas dari bahaya kantuk.

Manusia adalah makhluk cahaya, yang artinya harus beraktivitas pada siang hari dan beristirahat pada malam hari. Kita tidak diciptakan untuk berjaga sepanjang malam. Namun, berkat kemajuan teknologi, semakin banyak pekerjaan yang dapat dilakukan hingga jauh menembus malam, salah satunya adalah berkendara. Semua ini diatur oleh jam biologis yang menentukan kapan saat beraktivitas dan kapan harus beristirahat. Ketika kita beraktivitas saat seharusnya beristirahat, jam biologis secara otomatis akan mendatangkan kantuk. Untuk lebih mudah memahami tanda-tanda kantuk mulai membahayakan, mari kita bayangkan sebuah perjalanan mudik yang menyenangkan bersama keluarga.

Perjalanan penuh bahaya

Dalam perjalanan, setelah beberapa waktu anggota keluarga yang lain sudah tertidur satu persatu, beban utang tidur selama berpuasa mulai menyerang. Sendirian terjaga, kantuk pun mulai datang. Ketika kantuk menyerang, segala fungsi yang kita perlukan untuk berkendara akan menurun drastis, termasuk fungsi paling penting, kemampuan refleks menghadapi kemungkinan kecelakaan! Kita mulai menguap untuk menarik lebih banyak oksigen ke otak. Mata pun mulai terasa pedih dan berair. Ini adalah tanda awal kantuk yang paling mudah dikenali.

Saatnya untuk beristirahat? Nanti dulu, perjalanan masih jauh. Jika berhenti, bisa terlambat. Kita pun menenggak kopi atau minuman berenergi untuk mempertahankan kesadaran. Untuk sementara kesegaran kembali menopang mata. Namun, tahukah Anda, dalam kondisi seperti ini, kewaspadaan dan kemampuan refleks tidak ikut disegarkan! Jawaban yang lebih tepat adalah beristirahat sejenak, lalu melanjutkan perjalanan setelah minum sedikit kopi atau minuman berenergi.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com