Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dicari, Presiden yang Berani Tuntaskan Kasus Munir

Kompas.com - 07/09/2011, 09:47 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Komite Aksi Solidaritas Untuk Munir (Kasum) akan menggelar mimbar bebas untuk memperingati tujuh tahun kematian aktivis Hak Asasi Manusia, Munir Said Thalib.

Sekretaris Eksekutif Kasum, Choirul Anam, mengatakan, mimbar bebas yang akan bertemakan 'Presiden Palsu : Mencari Presiden Yang Berani Menuntaskan Kasus Munir' itu akan digelar, Rabu (7/9/2011) siang ini, di depan Istana Negara.

"Ini merupakan perjuangan melawan lupa atas kematian Munir yang terus kita lakukan. Agar pemerintan dan masyarakat tidak lupa tujuh tahun yang lalu seorang aktivis HAM, Munir, dibunuh dengan cara yang tidak gentle secara konspiratif oleh orang-orang yang punya kuasa di negeri ini," tulis Choirul dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Rabu (7/9/2011) di Jakarta.

Menurut Choirul, pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono, hingga saat ini masih belum berani mengungkap siapa auktor intelektualis di balik pembunuhan konspiratif tersebut. Padahal SBY, kata Choirul, pernah mengutarakan janji-janji manis dengan mengatakan kasus munir adalah test of our history.

"Namun sampai saat ini tidak ada kemajuan yang signifikan dalam upaya membongkar dan menangkap para pelaku pembunuh Munir," kata Choirul.

Munir meninggal di pesawat Garuda Indonesia dalam perjalanan dari Jakara ke Belanda pada 7 September 2004. Berdasarkan hasil otopsi yang dilakukan pihak berwenang Belanda, Munir diracun dengan arsenik.

Pollycarpus Budihari Priyanto, pilot Garuda yang ikut serta dalam penerbangan Munir ke Belanda, terbukti terlibat melakukan pembunuhan berencana. Dia dihukum 20 tahun penjara lewat Peninjauan Kembali (PK).

Dalam HUT Kemerdekaan Agustus lalu, Pollycarpus mendapat remisi 9 bulan 5 hari karena aktif di gerakan Pramuka. Selain Pollycarpus, Muchdi Purwoprandjono pun pernah didakwa menjadi aktor pembunuhan Munir. Namun, pengadilan hingga tingkat kasasi memvonis bebas mantan Deputi V Badan Intelijen Negara tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com