Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melawan Serangan Pegal dan Nyeri Otot

Kompas.com - 15/09/2011, 14:21 WIB

Kompas.com - Sehabis menyelesaikan tumpukan pekerjaan di kantor atau sepulang bepergian dan menempuh kemacetan, rasa nyeri dan pegal sering datang menyerang. Padahal aktivitas yang dilakukan tidak berat.

Nyeri otot dan pegal-pegal adalah pertanda tubuh kita sudah terlalu letih dan butuh dilenturkan. Menurut dr.Michael Triangto, Sp.KO, pakar kebugaran dan olahraga, nyeri otot tidak harus disebabkan oleh aktivitas fisik yang berat.

"Duduk lama menyetir mobil di saat macet, seharian di depan komputer, berdiri terlalu lama, atau memakai sepatu hak tinggi bisa menyebabkan nyeri otot. Terutama pada otot penopang tubuh seperti leher, bahu, siku, pinggang, dan lutut," paparnya dalam sebuah acara bertajuk Terus Aktif Tanpa Nyeri Otot yang diadakan oleh Panadol di Jakarta beberapa waktu lalu.

Ada sekitar 650 otot yang membantu tubuh untuk bergerak. Otot terdiri dari serat yang dapat berkontraksi sehingga mampu memanjang dan memendek untuk menghasilkan gerakan. Tendon menghubungkan otot dengan tulang.

Penggunaan otot melebihi kemampuannya akan berakibat terjadinya terkilir, disebut juga dengan otot yang tertarik. Sementara itu penggunaan yang berlebihan bagian tubuh tertentu dapat menyebabkan cedera otot ringan. Otot bukannya kehilangan kekuatannya tetapi terasa nyeri.

"Nyeri otot terjadi  karena gerakan berlebihan atau tidak seimbang. Akibatnya, otot mengejang setelah berkontraksi dalam waktu lama tanpa henti. Kondisi itu muncul karena relaksasi otot sangat kurang dan pergerakan tubuh terbatas atau statis," papar dokter yang berpraktik di klinik Slim and Health Sport Therapy ini.

Ia menjelaskan, nyeri otot dan pegal adalah dua hal yang berbeda. "Rasa pegal timbul karena penumpukan asam laktat, sementara nyeri hanya terjadi pada otot-otot tertentu saja dan penyebabnya lebih jelas, misalnya karena gerakan berulang dan statis atau karena trauma," imbuhnya.

Sementara itu persendian berfungsi untuk melancarkan seluruh gerakan yang terjadi pada tubuh kita. Jika kondisi persendian tidak baik, otomatis kinerja tubuh ikut menurun.

Dijelaskan oleh Michael, pada dasarnya tubuh memiliki daya untuk beradaptasi dengan suatu kesalahan. "Cidera ringan atau berat bisa menyebabkan peradangan sehingga otot dan jaringan ikat memendek. Sebenarnya ini merupakan cara tubuh agar bagian itu bisa beristirahat," paparnya.

Pemendekan yang terjadi di otot-otot itu terjadi tanpa disadari dan lama kelamaan akan membuat kita tidak nyaman melakukan suatu gerakan sehingga lingkup gerak pun menurun. "Karena otot-otot terasa kaku kita jadi tidak leluasa bergerak," katanya.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com