Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

90 Persen Anak SD di Bangka Sakit Gigi

Kompas.com - 20/09/2011, 09:00 WIB

PANGKAL PINANG, KOMPAS.com – Masalah gigi infeksi atau biasa disebut karies rupanya banyak dialami oleh masyarakat khususnya anak-anak di Kepulauan Bangka. Penyakit yang menyebabkan gigi berlubang ini menempati urutan ke 7 (tujuh) sebagai penyakit terbesar di Kabupaten Bangka.

Hal itu disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Bangka, Puskesmas Sungailiat, drg. Mulyono Susanto kepada wartawan dalam rangka pelaksanaan kegiatan Kunjungan Lapangan Tematik Media Massa (Media Tour), Senin (19/9/2011).

"Masalah gigi juga menjadi masalah dominan. Skrining yang kita lakukan menunjukkan, hampir 90 persen ditemukan karies pada anak-anak sekolah. Juga pada saat dilakukan survei Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) menunjukkan angka kesakitan gigi dan mulut masih menjadi masalah disini," katanya.

Masalah utama penyebab gigi berlubang di Kepulauan Bangka kata Mulyono, dikarena kondisi air yang kurang baik. Seperti diketahui, kadar air di daerah ini sangat asam (Ph rendah) dan kadar flournya yang rendah.

“Ibaratnya kalau gigi kita di rendam asam pasti keropos.  Ditambah lagi kadar flournya yang juga rendah.  Flour itu normalnya hanya 1 Part per milion (ppm), kami mungkin sekitar  0,1 ppm,” tambahnya.

Karies gigi adalah sebuah penyakit infeksi yang merusaK struktur gigi. Jika tidak ditangani, penyakit ini dapat menyebabkan nyeri, penanggalan gigi, infeksi, berbagai kasus berbahaya dan bahkan kematian.

Untuk mengatasi hal tersebut, Mulyono mengaku telah melakukan upaya preventif yakni dengan membuat suatu program yang disebut Fit For School. Program ini lebih ditujukan agar masyarakat, khusunya anak-anak sekolah dapat menerapkan pola hidup bersih dan sehat. Sehingga memiliki kebugaran yang akhirnya mampu menerima pelajaran disekolah dengan baik.

"Untuk tahun 2011, Program fit for school dilakukan di 11 sekolah binaan dengan sasaran awal murid kelas II sampai kelas III. Setiap minggu tiga kali di lakukan sikat gigi massal dan setiap bulan dilakukan pemeriksaan Oral Higiene Index (OHIS) oleh petugas puskesmas dan dievaluasi pada akhir  tahun," jelasnya.

Lebih lanjut ia mengatakan, “Seharusnya program ini dimulai untuk anak kelas 1 SD. Karena pada usia 6 tahun adalah pertama kali gigi dewasa muncul. Tapi berdasarkan pengalaman kita, kalau hal itu diterapkan untuk anak kelas 1, cukup sulit mengaturnya, olehkarena itu makanya kita mulai untuk anak kelas dua,” tutupnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau