Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Berkemih Tanpa Sadar

Kompas.com - 03/10/2011, 15:47 WIB

Kompas.com - Kencing di celana atau biasa disebut ngompol bukan hanya terjadi pada anak-anak saja, pada orang dewasa hal ini juga bisa terjadi. Kondisi seperti ini biasa disebut inkontinensia urin. Meski terlihat tidak berbahaya, namun gangguan ini bisa memicu rasa malu dan depresi penderitanya.

Inkontinesia urin merupakan ketidakmampuan menahan urin dalam kandung kemih sampai urin keluar begitu saja di luar kendali. Ada beberapa penyebab terjadinya gangguan ini, misalnya otot kandung kemih berkontraksi secara involunter, atau bisa juga karena otot dan jaringan panggul terlalu lemah untuk menahan tekanan dalam kandung kemih.

Inkontinensi bisa terjadi pada pria maupun wanita. Menurut dr.Nur Rasyid, Sp.U dari RS.ASRI Jakarta, gangguan berkemih hingga mengompol sebaiknya tidak dianggap sepele dan dibiarkan karena bisa menggangu fungsi ginjal.

Inkontinensi urin terdapat beberapa jenis, untuk menentukan jenis gangguan yang diderita, dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan urin. Salah satunya dengan pemeriksaan urodinamik.

"Dengan prosedur ini dapat dibedakan apakah jenis inkontinensia tersebut stres inkontinensia, urge (desakan), over flow inkontinensia atau campuran," paparnya dalam acara media edukasi bertajuk Lakukan Tindakan Tepat untuk Mengatasi Inkontinensia di Jakarta (3/10).

Untuk melakukan pemeriksaan urodinamik, dokter atau perawat akan memasukkan kateter ke dalam uretra dan kandung kemih. Kateter ini digunakan untuk mengisi kandung kemih dengan air. Ketika kandung kemih diisi, tekanan dalam kandung kemih diukur. Biasanya tekanan akan naik secara perlahan.

Tetapi, pada orang dengan inkontinensia, kandung kemih akan mengalami kejang ketika diisi. Pemerikaan ini juga akan menolong dokter mengukur tekanan otot kandung kemih.

Inkotinensia bisa diatasi. Pada banyak kasus, kemampuan mengendalikan kandung kemih bahkan bisa ditingkatkan dengan mengobati penyebabnya atau dengan mengubah kebiasaan sehari-hari. Biasanya dokter akan menganjurkan latihan khusus.

Sementara itu jika dengan terapi tersebut mengompol masih terjadi,  ada beberapa hal yang bisa dilakukan. Terapinya bisa berupa obat-obatan atau terapi pembedahan (operasi).

"Tindakan operasi pada inkontinensia biasanya hanya dilakukan jika pengobatan yang lebih konservatif tidak membantu. Pada prinsipnya prosedur operasi untuk menyangga kantong kemih agar tidak turun akibat lemahnya otot-otot dasar panggul," kata dr. Arry Rodjani, SpU, dalam kesempatan yang sama.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com