Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Budaya Kemiskinan, Penyebab Tawuran Warga

Kompas.com - 13/10/2011, 09:46 WIB
M Clara Wresti

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Budaya kemiskinan (culture of poverty) menjadi salah satu penyebab maraknya tawuran di kawasan Johar Baru, Jakarta Pusat. Budaya kemiskinan ini memang bukan pemicu, tetapi telah membentuk masyarakat di kawasan itu merasa seperti telah terpinggirkan dan tidak berdaya untuk keluar dari lingkaran kemiskinan.

"Mereka akhirnya mengalami apa yang disebut frustasi sosial. Akhirnya, begitu ada pemicu, frustasi itu berubah menjadi agresi dan kemarahan yang meluap," kata sosiolog Musni Umar, yang meneliti kawasan Johar Baru sebagai kawasan yang sering terjadi tawuran.

Pengajar di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah ini menjelaskan, masyarakat merasa dibiarkan, tidak dipedulikan, dan kehilangan orang yang bisa menolong. Anak-anak muda juga merasa kehilangan. "Sampai ada salah satu geng yang bernama Madesu, singkatan dari Masa Depan Suram. Ini cermin apa yang terjadi di dalam masyarakat itu," tutur Musni.

Masyarakat di kawasan Johar Baru memang tergolong miskin. Mereka hidup di tempat yang kumuh, bau, pengap, dan kotor. Dalam satu bilik kecil ukuran 3 x 4 meter bisa dihuni oleh enam hingga 10 orang. Akibatnya, anak-anak lebih banyak bermain di luar serta luput dari pembinaan dan kontrol orangtua.

Karena tidak ada pembinaan orangtua yang juga sibuk mencari nafkah, anak-anak di kawasan itu sangat dipengaruhi oleh lingkungan yang tidak kondusif. Mental dan akhlak anak-anak ini akhirnya rusak. Sejak kecil mereka sudah merokok, minum-minum, tawuran, dan terlibat narkoba.

"Lingkungan yang baik akan membentuk anak-anak menjadi baik. Dan, sebaliknya, lingkungan yang tidak baik akan membentuk anak-anak menjadi tidak baik," tutur Musni.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com