Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Deteksi Kanker Payudara Sering Terlambat

Kompas.com - 17/10/2011, 03:24 WIB

Jakarta, Kompas - Yayasan Kesehatan Payudara Jakarta menggelar kampanye deteksi dini kanker payudara di Bundaran Hotel Indonesia, Sabtu (15/10). Kampanye ini bertujuan menggugah kesadaran kaum perempuan agar mau memeriksakan payudara sejak dini.

Pemeriksaan dini diperlukan untuk mengantisipasi kejadian kanker payudara stadium lanjut. ”Sebagian besar kasus kanker payudara yang ditemukan di rumah sakit sudah pada tahap stadium lanjut. Padahal, kalau sejak dini ditangani, kanker payudara berpotensi sembuh,” kata Linda Amalia Sari, pendiri Yayasan Kesehatan Payudara Jakarta (YKPJ) yang juga seorang survivor kanker payudara.

Rendahnya kesadaran deteksi dini menyebabkan kasus kanker payudara di Tanah Air cukup tinggi. Prevalensi kanker payudara di Indonesia 26 per 100.000 penduduk. Artinya dari 100.000 penduduk terdapat 26 perempuan terkena kanker payudara. Kanker payudara semula banyak diderita perempuan berusia 40 tahun ke atas. Namun, kini kanker tersebut juga banyak menyerang mereka yang berusia lebih muda bahkan remaja.

Kampanye

Kampanye sore itu diikuti sekitar 30 survivor kanker payudara. Mereka berjalan kaki berkeliling kawasan bundaran HI sambil membagikan brosur informasi cara pemeriksaan dini kanker payudara serta pita merah muda kepada pengemudi kendaraan yang lewat.

Pemeriksaan dini kanker payudara dengan mamografi dan uji ultrasonografi (USG) hingga saat ini masih kurang dikenal masyarakat. Pap smear untuk deteksi kanker leher rahim, misalnya, lebih dikenal ketimbang mamografi. Kendala deteksi dini, antara lain, biayanya yang relatif mahal, sekitar Rp 200.000.

Selain itu, dengan penanganan dini, tidak perlu kemoterapi sebelum dan sesudah operasi, serta payudara dapat dipertahankan dengan rekonstruksi dan breast conserving treatment.

Wakil Ketua YKPJ Ning Anhar mengatakan, untuk membantu masyarakat melakukan deteksi dini, YKPJ selama empat tahun terakhir memberikan layanan gratis mamografi keliling Jakarta. Namun. kegiatan ini masih terbatas karena YKPJ hanya memiliki satu mobil keliling untuk melayani seluruh Jakarta.

”Dengan segala kemampuan yang ada, kami akan terus melakukan kampanye,” kata Gadis Parengkuan, seorang aktivis.(IND)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com