Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Katingan Belum Dikenal Penghasil Rotan

Kompas.com - 26/10/2011, 04:49 WIB

Palangkaraya, Kompas - Kabupaten Katingan yang termasuk penghasil rotan dalam jumlah besar di Indonesia belum dikenal sebagai produsen rotan mentah maupun produk jadi. Kondisi itu disebabkan rendahnya penyerapan rotan mentah dan minimnya jumlah pabrik produk jadi.

Persoalan itu mengemuka saat Wakil Menteri Perindustrian Alex Retraubun meninjau sentra rotan di Kabupaten Katingan, Kalimantan Tengah, Selasa (25/10). Katingan mampu menghasilkan rotan kering sebesar 600-800 ton per bulan. Produktivitas itu termasuk yang paling tinggi di Indonesia.

Akan tetapi, rotan yang terserap pasar maksimal hanya 20 persen. Kondisi itu belum mampu memenuhi visi Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Katingan yang hendak menjadikan daerahnya sebagai pusat produksi dan perdagangan rotan Indonesia. Visi itu sudah ditetapkan setidaknya sejak tahun 2008.

”Ternyata, Katingan termasuk penghasil rotan terdepan di Indonesia. Akan tetapi, Katingan jarang, bahkan tak pernah disebut sebagai penghasil rotan,” ujar Alex. Daerah yang sudah banyak dikenal sebagai penghasil rotan misalnya Cirebon, Palu, dan Kendari.

”Saya mau industri tumbuh di luar Jawa, termasuk Katingan. Saat ini, 70 persen industri nasional ada di Jawa, 20 persen di Sumatera, baru sisanya di daerah lain,” tutur Alex.

Bupati Katingan Duwel Rawing mengatakan, industri besar di daerah lain belum mampu menyerap stok rotan yang melimpah di Katingan.

Proyek percontohan

Direktur Utama Perusahaan Daerah (PD) Katingan Jaya, Sonny A Pribadi, mengatakan, di Katingan hanya ada satu pabrik yang menghasilkan produk jadi rotan. Perusahaan itu, PD Katingan Jaya, masih merugi. Namun, Sonny enggan menjelaskan kondisi keuangan perusahaan tersebut lebih lanjut.

”Pokoknya, PD Katingan Jaya hanya proyek percontohan. Di Katingan belum ada sektor hilir. Karena itu, perlu didorong agar industri rotan tumbuh di Katingan,” katanya.

PD Katingan Jaya sudah berdiri lebih dari lima tahun lalu. Akan tetapi, produk jadi baru dihasilkan pada 2009.

Menurut Sonny, perusahaan masih bisa berjalan karena Pemkab Katingan mengucurkan dana penyertaan modal. Dana itu disalurkan sejak 2007 senilai Rp 8,9 miliar. ”Meski produk tergolong mahal dan ada yang beli, tapi kuantitasnya masih kecil,” ujarnya.

Kepala Bidang Pengusahaan Hutan Dinas Kehutanan (Dishut) Kabupaten Katingan Darma Karya mengatakan, Katingan sudah ditetapkan sebagai daerah klaster unggulan nasional hasil hutan bukan kayu. Penetapan itu dilakukan Kementerian Kehutanan pada tahun 2007. (bay)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com