KOMPAS.com - Pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui kadar gula darah atau kadar lipid selama ini identik dengan kebutuhan orang dewasa. Padahal, anak-anak juga perlu melakukan skrining untuk mendeteksi adanya penyakit kronik yang diderita.
Salah satu pemeriksaan yang wajib dilakukan adalah mengecek kadar gula darah untuk mendeteksi diabetes tipe 1. Penyakit ini jika dikenali sejak dini dan ditatalaksana dengan baik akan meningkatkan kualitas hidup anak, seperti halnya anak yang sehat.
Menurut dokter spesialis anak dari Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Fatmawati Erwin P.Soenggoro, orangtua sebaiknya membawa anaknya untuk diperiksa kadar gula darah jika anak menunjukkan lima gejala utama yaitu banyak buang air kecil, banyak minum, banyak makan, berat badan turun serta terlihat mudah kelelahan.
"Berat badan anak seharusnya terus bertambah. Jika dalam beberapa bulan beratnya terus turun, waspadai. Apalagi, kalau anaknya banyak makan tapi berat badannya justru tidak bertambah," paparnya dalam media edukasi mengenai Manajemen Terintegrasi dan Komperhensif dalam Diabetes Tipe 1 di Jakarta (26/10/11).
Ia menjelaskan diabetes melitus tipe 1 (DM 1) adalah penyakit kronik yang perlu penanganan khusus. "Jika tidak diterapi penyakit ini bisa menimbulkan komplikasi, bahkan kematian," imbuhnya.
DM tipe 1 terjadi karena kerusakan sel penghasil insulin di kelenjar pankreas sehingga produksi insulin berkurang bahkan terhenti.
"Penyebab utamanya adalah autoimun atau virus. Faktor keturunan memang berpengaruh, tetapi kecil," imbuh Erwin.
Penderita DM tipe 1 harus menyuntikkan insulin untuk mengganti insulin yang tidak dapat dihasilkan pankreas. Jika lalai menyuntikkan insulin, kadar gula dalam darah sangat tinggi sehingga gula akan dibuang tubuh melalui urin. Akibatnya, cairan tubuh berkurang dan tubuh menjadi lemas, bahkan pingsan.
Walau sampai saat ini DM tipe 1 tidak bisa disembuhkan, tetapi kualitas hidup pasien dapat dipertahankan seoptimal mungkin. "Dengan kontrol yang baik, anak bisa hidup dengan sehat sampai usia lanjut," kata Erwin.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.