Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berita Foto : Kondom Lokal Rasa Internasional

Kompas.com - 02/11/2011, 12:04 WIB

BANDUNG, KOMPAS.COM - Saat menyambangi sebuah pabrik di kawasan Banjaran Kabupaten Bandung, suasana sepi dan tenang begitu terasa. Tak seperti kebanyakan pabrik di kawasan industri yang lahan parkirnya penuh sepeda motor karyawan, di tempat ini hanya ada puluhan motor dan sejumlah mobil. Tidak ada suara berisik mesin ataupun bau menyengat bahan kimia.

Namun siapa sangka jika di lahan seluas 31.000 meter persegi ini, berdiri sebuah pabrik kondom. Pabrik yang terletak di Jalan Raya Banjaran  KM 16, Bandung ini adalah milik PT. Mitra Rajawali Banjaran (PT MRB). PT MRB sendiri adalah  anak perusahaan PT. Rajawali Nusantara Indonesia (RNI).

Ya, ternyata Indonesia telah lama memiliki pabrik yang memproduksi alat kontrasepsi ini. Pada ruang pertama terdapat area pencampuran (compounding) lateks cair dengan bahan kimia untuk menjadi bahan dasar kondom. Dalam sekali  proses mesin pencampur mampu mengolah bahan dasar sebanyak 400  kilogram dan proses pencampuran bisa memakan waktu 4 hingga 5 hari.

Setelah bahan dasar selesai, lateks kemudian dicetak menjadi kondom di  ruang pencetakan (moulding). Bentuk cetakan pun bervariasi ada yang  polos, ulir ataupun bergerigi. Setelah proses cetak, kondom kemudian dikeringkan selama 3 jam dan kemudian dibawa ke ruang pin hole testing. 

Pin hole testing bertujuan untuk memeriksa kondisi fisik kondom, apakah baik atau mengalami kebocoran. Jika ditemukan ada kondom yang  kondisinya tidak baik maka akan disingkirkan. Hanya kondom dengan kondisi baik saja yang masuk ke tahap pelumasan (lubrikasi). Setelah diberikan cairan pelumas, kondom kemudian dikemas.

Masuk pasar lokal dan ekspor

Pabrik ini awalnya merupakan rekanan pemerintah dalam menyukseskan  program Keluarga Berencana melalui penggunaan kondom. Pembangunan fisik pabrik ini dimulai pada tahun 1985 dan sekarang pabrik ini mampu memproduksi maksimal 900.000 gros kondom dalam setahun. Dari total produksi, hanya 30 persen saja produksi termanfaatkan untuk program KB. Sisanya tersedia untuk pasar lokal dan ekspor.

Harga produknya di pasaran pun termasuk terjangkau, yakni Rp 2.500 untuk kondom polos dan Rp 4.000 hingga Rp 5.000 untuk kondom yang memiliki tekstur  bergerigi.

"Untuk pasar lokal kita baru bergerak dalam 2 tahun terakhir. Di daerah Jawa sudah mulai tersebar meskipun kecil-kecilan, di Sumatera sudah ada  di Medan, Sulawesi ada di Makasar, dan Palangkaraya untuk di  Kalimantan," kata Syahdu Hilal, product manager PT. MRB.

Untuk ekspor sendiri, tambah Syahdu, sudah menerima pesanan sebanyak  8.000 gros dari Singapura, untuk kemudian dijual kembali ke Vietnam. "Beberapa merek luar negeri yang dibuat dari pabrik kita adalah pro-safe dan vitalis," kata Syahdu lagi.

Sebagai pabrik yang memproduksi alat kontrasepsi pencegah kehamilan dan penularan penyakit menular seksual (PMS), PT MRB memerhatikan kualitas dari produk kondom. Karena itu mereka mengikuti standar mutu yang mengacu kepada The International Standar.

Foto Selengkapnya di: KOMPAS IMAGES

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com