Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bergeraklah agar Terhindar dari Kanker

Kompas.com - 09/11/2011, 15:21 WIB

KOMPAS.com — Kebanyakan pegawai kantoran biasanya menghabiskan waktu antara 8 dan 10 jam sehari di dalam ruangan. Aktivitas yang serba monoton, seperti mengoperasikan komputer, duduk, atau berdiskusi di ruang rapat, menyebabkan tubuh menjadi kurang banyak bergerak.

Pola aktivitas seperti ini jelas kurang baik. Banyak penelitian menyebutkan, gaya hidup kurang aktif dapat menjadi pemicu dari beragam gangguan kesehatan serius, seperti penyakit kardiovaskular, kegemukan, dan masalah tulang.

Menurut temuan terbaru, para ahli dari Alberta Health Service Cancer Care di Kanada, gaya hidup sedentary atau tidak aktif memiliki keterkaitan dengan perkembangan kanker usus dan kanker payudara. Diperkirakan, sekitar 92.000 kasus kanker jenis ini berhubungan dengan gaya hidup tidak aktif dan kurang olahraga.

Dalam penelitiannya, para ilmuwan menganalisis gaya hidup dan aktivitas kelompok wanita pascamenopause. Salah satu temuan penting adalah wanita yang mencoba untuk tetap aktif dan rutin berolahraga memiliki 25-30 persen risiko lebih rendah menderita kanker. Kebiasaan melakukan jalan cepat setiap hari juga ternyata efektif untuk mengurangi risiko kanker payudara atau kanker usus besar.

Menurut para peneliti, aktivitas fisik yang sifatnya minimal juga dapat dilakukan untuk mengurangi dampak buruk akibat gaya hidup sedentary.  Duduk selama satu jam misalnya, harus diselingi dengan aktivitas fisik selama 1-2 menit dengan cara berolahraga, menari, atau aktivitas lainnya.

Peneliti yakin bahwa kurangnya aktivitas fisik seharusnya dimasukan ke dalam faktor-faktor yang memengaruhi penyakit kanker seperti tingkat hormon, berat badan berlebih, genetika, merokok, penyalahgunaan alkohol, dan faktor lingkungan lain seperti radiasi dan paparan sinar matahari.

"Untuk jenis kanker yang paling umum, tampaknya melakukan sesuatu yang sederhana seperti jalan cepat selama 30 menit sehari dapat membantu mengurangi risiko kanker," kata Dr Christine Friedenreich, salah seorang pemimpin penelitian.

Hasil riset ini diterbitkan dalam jurnal Cancer Prevention Research  dan dipublikasikan pada konferensi tahunan di American Institute for Cancer Research.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com