Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Depresi Picu Serangan Jantung pada Orang Muda

Kompas.com - 15/11/2011, 09:38 WIB

KOMPAS.com - Sebuah penelitian terbaru menunjukkan bahwa depresi pada orang muda memiliki efek negatif pada kesehatan jantung, terutama pada perempuan. Bahkan fatalnya, kondisi ini juga meningkatkan risiko kematian akibat penyakit jantung, menurut  sebuah studi nasional yang diterbitkan pada edisi November 2011 jurnal Archives of General Psychiatry.

"Ini adalah studi pertama yang melihat hubungan antara depresi sebagai faktor risiko untuk penyakit jantung khususnya pada orang muda," kata peneliti senior Viola Vaccarino, MD, PhD, ketua epidemiologi di Emory Rollins School of Public Health.

"Kami menemukan bahwa depresi merupakan faktor risiko yang luar biasa untuk penyakit jantung pada orang muda. Pada perempuan, depresi tampaknya lebih besar pengaruhnya ketimbang faktor risiko seperti merokok, obesitas, hipertensi, dan diabetes - yang tidak umum ditemukan pada perempuan muda," tambahnya.

Amit Shah, MD, seorang rekan dari Emory University School of Medicine menganalisis data dari 7.641 relawan pada usia 17-39 yang berpartisipasi dalam NHANES III (National Health and Nutrition ExaminationSurvei-III), survei nasional dilakukan oleh National Center for Health Statistics antara tahun 1988-1994. Kematian dilacak sampai tahun 2006.

Hasilnya diketahui bahwa perempuan dengan depresi atau riwayat percobaan bunuh diri memiliki risiko tiga kali lebih tinggi mengalami kematian akibat penyakit kardiovaskular dan memiliki risiko 14 kali lebih tinggi meninggal akibat penyakit jantung iskemik (serangan jantung). Sedangkan pria pria depresi berisiko 2,4 kali lebih tinggi mengidap penyakit kardiovaskular dan risiko 3,5 kali lebih tinggi untuk penyakit jantung iskemik.

Peneliti mengklaim, temuan ini sebagai studi pertama yang mengamati depresi sebagai penanda untuk mortalitas akibat penyakit kardiovaskuler di masa depan. Sementara itu, penggunaan antidepresan tidak dimasukkan sebagai faktor risiko pencetus, karena kurang dari enam persen relawan dengan depresi yang menggunakannya, dan tidak ada kematian terkait kardiovaskular pada subkelompok itu.

Para peneliti mempertimbangkan kemungkinan bahwa orang dengan depresi cenderung memiliki gaya hidup seperti merokok dan pola makan yang buruk. "Efek fisiologis langsung dari depresi mungkin memainkan peran lebih besar terhadap gaya hidup pada populasi muda," kata peneliti.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com