Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Serangan Jantung Jangan Dianggap Angin Duduk

Kompas.com - 15/11/2011, 15:56 WIB

KOMPAS.com Kurangnya pemahaman masyarakat akan gejala serangan jantung menyebabkan serangan jantung dianggap sebagai "angin duduk" yang diobati dengan kerikan. Padahal, penanganan segera berdampak penting pada kesembuhan pasien.

"Kecepatan mencari pertolongan sangat penting untuk mencegah makin banyaknya kerusakan otot jantung. Serangan jantung harus ditangani maksimal dalam 2 jam," kata dr Muhammad Yamin, SpJP dari Eka Hospital di Serpong, Tangerang, Selasa (15/11/2011).

Serangan jantung ditandai dengan nyeri dada atau leher atau rahang seperti ditekan atau dihimpit yang berlangsung lebih dari 30 menit. Terkadang juga disertai gejala berkeringat dingin di seluruh tubuh, mual dan muntah, serta dada terasa sesak.

Yamin menambahkan, serangan jantung yang luas dapat menyebabkan banyak otot jantung yang mati. "Akibatnya, akan terjadi gangguan irama jantung, kebocoran dinding jantung ataupun gangguan fungsi pompa jantung," paparnya.

Untuk itu, pasien harus segera mencari pertolongan rumah sakit begitu curiga ada serangan jantung. Bila ternyata memang benar serangan jantung, pasien akan diberi obat pengencer darah untuk menghancurkan bekuan darah. Sementara itu, untuk pertolongan darurat di rumah, pasien bisa diberikan aspirin untuk dikunyah.

"Aspirin akan menghalangi partikel pembeku darah untuk membeku," paparnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com