Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diabetes pada Anak Belum Diwaspadai

Kompas.com - 19/11/2011, 07:02 WIB

Jakarta, Kompas - Penyakit diabetes melitus tak hanya menyerang orang dewasa, tetapi juga anak-anak. Namun, diabetes pada anak belum diwaspadai sehingga penanganannya menjadi tidak maksimal.

”Masih banyak orangtua belum tahu tentang penyakit diabetes pada anak. Diabetes pada anak masih dianggap sepele,” kata Aditya Suryansyah, Ketua Unit Kelompok Kerja Endokrin Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Jumat (18/11), pada diskusi tentang diabetes dan hepatitis di Kantor Kementerian Kesehatan. Turut hadir dalam acara itu Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kemkes Tjandra Yoga dan Ketua Kelompok Kerja Hepatitis Kemkes Ali Sulaiman.

Data yang dikumpulkan Unit Kerja Koordinasi (UKK) Endokrinologi Anak Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) sejak bulan Mei 2009 hingga Februari 2011 menunjukkan, di Indonesia terdapat 590 anak dan remaja berusia di bawah 20 tahun yang terkena diabetes melitus (DM) tipe 1. Jumlah penderita yang sesungguhnya diperkirakan jauh lebih tinggi karena banyak yang belum terdeteksi.

DM tipe 1 adalah penyakit diabetes yang disebabkan gangguan pada pankreas. Biasanya, penyebabnya adalah virus. Pada kondisi ini, penderita membutuhkan bantuan insulin. Adapun yang biasa diderita orang dewasa adalah DM tipe 2.

Tidak dijamin

Menurut Aditya, diabetes dan hepatitis pada anak memunculkan dampak ekonomi cukup besar pada keluarga. ”Biaya rawat jalannya mencapai 1-2 juta per bulan. Jumlah itu sangat berat untuk keluarga menengah bawah,” kata Aditya. Kenyataannya, biaya pengobatan diabetes dan hepatitis belum masuk jaminan kesehatan masyarakat miskin.

Berdasarkan data Organisasi Kesehatan Dunia, penyandang DM di Indonesia pada 2003 sebanyak 13.797.470 orang dan pada 2030 diperkirakan naik jadi 21,3 juta orang. Jika perkiraan ini terwujud, Indonesia akan menduduki peringkat keempat dalam kasus DM setelah India, China, dan Amerika Serikat.

Diperkirakan, 14,7 persen penduduk perkotaan dan 7,2 persen penduduk desa mengidap DM.

Menurut Tjandra, pengendalian diabetes harus dilakukan secara komprehensif. Kemkes akan membuat aturan tentang kandungan gula, garam, dan lemak makanan cepat saji. Pemerintah juga akan mengatur kandungan bahan tambahan pangan pada makanan kemasan.

Pada forum diskusi itu juga dibahas tentang penyakit hepatitis A yang baru-baru ini merebak di Kota Depok, Jawa Barat. Karena banyaknya jumlah penderita, Pemerintah Kota Depok menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB). (IND)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com