Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saleh Mundur Setelah 33 Tahun Berkuasa

Kompas.com - 24/11/2011, 02:03 WIB

RIYADH, KOMPAS.com — Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh akhirnya bersedia mundur setelah pergolakan untuk menurunkannya dari kursi yang didudukinya selama 33 tahun, kantor berita AP melaporkan, Rabu (23/11/2011).

Duduk di samping Raja Arab Saudi Abdullah di Riyadh, Saleh menandatangani kesepakatan yang dibuat negara-negara Teluk Arab dengan dukungan Amerika Serikat. Selanjutnya Saleh menyerahkan kekuasaan kepada wakilnya, Abed Rabbo Mansour Hadi. Mundurnya Saleh ini akan diikuti pemilihan presiden dalam 90 hari mendatang.

Mengenakan setelan jas warna gelap dan dasi bergaris senana serta sapu tangan, Saleh tampak tersenyum saat membubuhkan tanda tangannya pada kesepakatan itu, kemudian dia bertepuk tangan beberapa kali.

Setelah itu Saleh berbicara selama beberapa menit kepada keluarga kerajaan Arab Saudi dan para diplomat asing. Dia berjanji akan bekerja sama dengan pemerintah baru Yaman.

"Ketidaksepahaman yang berlangsung selama 10 bulan terakhir memberi dampak besar pada budaya, perkembangan, dan politik (Yaman), hingga mengancam persatuan nasional dan menghancurkan yang telah dibangun selama ini," katanya.

Saleh merupakan pemimpin keempat Arab yang terguling sejak pecahnya gelombang pergolakan Kebangkitan Arab. Saleh menyusul tergulingnya Presiden Tunisia Zine El Abidine Ben Ali, Presiden Mesir Hosni Mubarak, dan pemimpin Libya Moammar Khadafy.

Selama beberapa bulan AS dan para pemimpin dunia lainnya mendesak Saleh agar menyetujui proposal Dewan Kerja Sama Teluk (GCC). Saleh menyatakan persetujuannya tiga kali, tetapi membatalkannya.

Dunia internasional khawatir situasi politik dan keamanan Yaman yang tidak menentu itu akan dimanfaatkan oleh kelompok Al Qaeda yang bercokol di negara itu.

Berbicara tentang masalah yang dihadapi negaranya, Saleh sama sekali tidak menyinggung soal tuntutan dirinya mundur dari para demonstran yang memenuhi alun-alun di berbagai kota di Yaman.

Pada kesempatan itu Saleh menyebut upaya untuk mendesaknya turun sebagai "kudeta" dan serangan bom terhadap masjid istana kepresidenan sebagai "sebuah skandal". Serangan itu mengakibatkan Saleh terluka parah dan dirawat di Arab Saudi selama beberapa bulan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com