Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penderita AIDS Masih Bisa Susui Bayinya

Kompas.com - 30/11/2011, 16:31 WIB

BANDUNG, KOMPAS.com Perempuan penderita HIV/AIDS yang kemudian mengandung belum pasti menularkan virus kepada buah hatinya. Intervensi yang bisa dilakukan adalah menjaga asupan nutrisi bagi bayi, salah satunya pemberian air susu ibu secara eksklusif selama enam bulan.

Seperti diutarakan Konsultan Ahli Program Prevention Mother To Child Transmission (PMTCT), Bagus Rahman Prabowo, ada tiga jalur transmisi infeksi dari ibu ke anak, yaitu masa kandungan, persalinan, dan pemberian susu bayi. Bila dilakukan dengan hati-hati dan diimbuhi konsumsi obat antiretroviral (ARV), potensi penularan selama kandungan dan persalinan di bawah 10 persen.

"Plasenta sewaktu dalam kandungan sebetulnya menjadi pelindung yang efektif. Hanya, masalah bisa timbul bila ada infeksi selama kehamilan yang diakibatkan toksoplasma atau rubela," kata Bagus.

Begitu lahir, Bagus menyarankan agar bayi diberikan air susu ibu (ASI) secara eksklusif selama enam bulan karena ASI kaya nutrisi yang dibutuhkan bayi. Dia mengungkapkan bahwa virus HIV/AIDS memang terkandung di dalam susu, tetapi hanya menumpang lewat saja di usus; kecuali bila terdapat infeksi pada usus.

"Bila mencampur dengan makanan pendamping, ada kemungkinan usus lecet, kemudian infeksi," kata Bagus.

Bagus mengungkapkan, ada prinsip ESSE yang harus dipenuhi untuk transmisi virus HIV/AIDS yang berarti exit (keluar dari tubuh penderita), sufficient (jumlahnya cukup), sustainable (berkesinambungan), hingga entry atau masuk ke tubuh. Selama dilakukan dengan hati-hati, transmisi penyakit, dari ibu penderita, ke anaknya, bisa dihindari.

Pendapat berbeda ditunjukkan Manager Klinik Teratai RSUP Hasan Sadikin, Bandung, Nirmala Kesumah. Dia menegaskan penggunaan susu formula dengan alasan keamanan. Meski meyakini bahwa ASI masih bisa diberikan, dia mengkhawatirkan tekanan dari lingkungan yang bisa berdampak fatal.

"Masih ada kebiasaan pada orang dahulu untuk memberi nasi atau pisang kepada bayi. Bila dilakukan tanpa sepengetahuan orangtua, ini justru berbahaya," kata Nirmala.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com