Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bayi Terkecil di Dunia Bisa Tumbuh Sehat

Kompas.com - 13/12/2011, 07:20 WIB

Kompas.com - Ketika ia dilahirkan prematur pada tahun 1989, beratnya tak lebih dari 0,3 kilogram. Madeline Mann, nama bayi itu menjadi bayi paling kecil di dunia yang bisa bertahan hidup.

Pada rumah sakit yang sama di tahun 2004, Rumaisa Rahman mengambil alih rekor bayi terkecil di dunia karena beratnya saat lahir hanya 0,25 kilogram. Ia terlahir kembar namun saudarinya tak bertahan. Ruamisa menghabiskan 50 hari di dalam unit perawatan intensif bayi baru lahir di Loyola University Medical Center, Maywood, Illinois, AS.

Setelah 5 tahun rutin menjalani check-up, berat Rumaisa menjadi 15 kg dan tingginya hampir satu meter. Ia kini duduk di kelas 1 sekolah dasar dan menggunakan kaca mata karena retinopati akibat kelahiran prematur.

Madeline, yang ibunya menjalani terapi kesuburan, adalah satu dari ketiga bayi kembar, yang bisa bertahan hidup. Sama seperti ibunya Ruamisa, ibu Madeline juga mengalami preeklampsia berat atau keracunan kehamilan. Madeline berada di ventilator selama 65 hari. Ia mengalami gangguan jantung dan juga retinopati.

Meski menggunakan kacamata namun ia mampu menyetir mobil dan secara umum kondisi kesehatannya baik. Dengan berat sekitar 29,5 kilogram dan tinggi kurang dari 1,5 meter ia masih tergolong kecil. Namun kini ia menjadi mahasiswi jurusan psikologi.

Kedua gadis tersebut merupakan bukti hidup bahwa bayi-bayi yang dulu dianggap mustahil untuk hidup itu bisa bertahan dan hidup relatif normal.

"Kita selalu cemas akan kesehatan bayi-bayi kecil di masa depan. Karena lingkungan yang penuh stres saat dalam kandungan di usia dewasa mereka rentan diabetes dan penyakit jantung," kata Dr.Jonathan Muraskas, ahli neonatal dan perinatal yang juga salah satu tim dokter yang menanangi Madeline dan Rumaisa.

Ia menambahkan, daya tahan bayi terlahir sangat kecil ini sebenarnya bergantung pada usia kehamilan daripada beratnya.

"Usia kehamilan sangat penting daripada berat saat lahir. Madeline dan Rumaisa dilahirkan pada usia kehamilan relatif tua, yakni di minggu ke 25 dan 26, jika dibandingkan dengan bayi prematur lainnya. Pertambahan minggu bisa berdampak besar," katanya.

Menurut Muraskas, bayi yang lahir di usia 23 minggu, harapan hidupnya hanya 20 persen, pada bayi yang bisa bertahan hidup risikonya menderita kecacatan sampai 90 persen.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com