Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perempuan Rentan Gangguan Tiroid

Kompas.com - 13/12/2011, 16:15 WIB

KOMPAS.com - Kaum perempuan lebih rentan mengalami gangguan kelenjar tiroid dibandingan lelaki. Risikonya tercatat 5 hingga 7 kali lebih besar dibanding laki-laki. Faktor hormonal diduga menjadi pemicu gangguan kelenjar tiroid di kalangan kaum Hawa.

Tiroid merupakan sebuah kelenjar berbentuk seperti kupu-kupu yang terletak di bagian bawah bagian tenggorok. Tiroid memiliki pengaruh terhadap kesehatan tubuh karena membantu mengatur laju fungsi kecepatan tubuh, seluruh aspek metabolisme yang mengatur seberapa cepat jantung berdenyut dan seberapa cepat kalori tubuh dibakar.

Menurut penjelasan dr.Sri Hartini, Sp.PD, guru besar dari Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran (Unpad) Bandung, selain faktor hormonal,  gangguan tiroid pada kaum wanita juga dapat disebabkan oleh reaksi autoimun.

"Reaksi autoimun tidak dapat dijelaskan, tapi hal ini bisa memicu timbulnya penyakit graves yang seringkali menyebabkan gangguan tiroid," paparnya dalam acara media edukasi mengenai dampak hipotiroid dan hipertiroid yang diadakan oleh Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI) di Jakarta (13/12/2011).

Menurut dr.Pradana Soewondo, Sp.PD, ketua PERKENI, pada perempuan, gangguan tiroid pada umumnya muncul setelah persalinan.  Pada saat mengalami kehamilan,  ada perubahan yang berkaitan reaksi autoimun pada tubuh seorang perempuan.

"Saat hamil, terjadi penyesuaian imunitas di tubuh ibu agar tidak menolak kehadiran bayi. Hal ini menyebabkan perubahan imunitas. Pada seseorang yang memang berbakat tiroid, ini bisa memicu gangguan tiroid," kata Pradana dalam kesempatan yang sama.

Menurut Sri Hartini, saat ini 38 persen penduduk dunia terancam mengalami kekurangan yodium, salah satu pemicu gangguan tiroid, terutama pada daerah-daerah di mana kadar yodium dalam air atau makanannya sangat kurang. "Pada daerah ini penyakit hipotiroid atau hipertiroid bersifat endemis," katanya.

Tugas utama kelenjar tiroid ialah mengumpulkan yodium dari peredaran darah untuk diproduksi menjadi hormon tiroid. Meski jumlah hormon ini sangat sedikit, tapi fungsinya penting terutama dalam pengaturan suhu badan, memepngaruhi pergerakan usus, denyut jantung, serta kekuatan otot.

"Di usia dini hormon ini diperlukan untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan. Karena itu anak yang kekurangan yodium bisa menjadi cebol dan bodoh, karena itu ibu hamil harus memperhatikan asupan yodiumnya," kata Sri Hartini.

Gejala kekurangan yodium (hipotiroid) antara lain mudah lelah, lesu, mengantuk, berat badan cenderung bertambah, konstipasi, serta kulit kering dan kusam.

Sementara itu gejala kelebihan yodium (hipertiroid) sebaliknya, yakni denyut jantung cepat, mudah emosi, keringat berlebih, tangan gemetar, gangguan menstruasi, serta adanya benjolan di leher.

Gangguan tiroid seringkali tidak disadari. Padahal makin dini dideteksi, makin cepat gejala-gejalanya diatasi sehingga kualitas hidup pasien bisa ditingkatkan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com