Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kim Jong Un Dinilai Belum Siap

Kompas.com - 20/12/2011, 06:06 WIB

SEOUL, KOMPAS.com — Kematian mendadak pemimpin Korea Utara, Kim Jong Il, memicu kekhawatiran terkait kemungkinan gejolak yang bakal terjadi pascapergantian pemimpin di negeri dengan kepemilikan senjata nuklir itu. Bisa dipastikan, kekuasaan di negeri itu beralih secara turun-temurun dari Kim Jong Il kepada "putra mahkota"-nya, Kim Jong Un.

Kepastian tentang hal itu resmi diumumkan Pemerintah Korut sejak tahun lalu. Kecemasan muncul lantaran sosok Jong Un, anak kedua dari istri ketiga Jong Il, Ko Yong Hui, terlalu muda dan tidak berpengalaman. Jong Un diperkirakan masih berusia menjelang 30 tahun. "Kami memang harus khawatir. Jika terjadi ketidakstabilan, dampaknya sangat terasa secara eksternal, termasuk memicu provokasi," tutur Lee Jung-hoon dari Yonsei University, Seoul, Korea Selatan, Senin (19/12/2011).

Kepada stasiun televisi Arirang, Jung-hoon juga menyebutkan bahwa proses regenerasi dan transisi kekuasaan belum tuntas dilakukan. Hal itu menempatkan Korut dalam posisi dan kondisi tidak stabil. Kekhawatiran ini beralasan mengingat sangat sedikit yang diketahui dunia tentang Jong Un.

Jong Un juga diketahui pernah bersekolah di Swiss, gemar olahraga basket dan ski, serta merupakan penggemar bintang laga Hollywood, Jean-Claude Van Damme. Ia "dihadiahi" pangkat tertinggi militer, bintang empat. Jong Il diyakini mempersiapkan putranya sejak terserang stroke tahun 2008. Kondisi kesehatan Jong Il juga diyakini semakin buruk setelah diduga terkena kanker pankreas.

Dukungan ipar

Namun, mantan Menteri Unifikasi Korea dari pihak Korsel, Jeong Se-hyun, mengaku yakin proses transisi kekuasaan dan kepemimpinan akan berlangsung secara bertahap, dengan Jong Un didampingi kerabat kandungnya. Se-hyun yakin proses pendampingan Jong Un akan ditangani adik kandung satu-satunya dari sang ayah, Kim Kyong Hui, bersama suaminya, Jang Song Thaek. Keduanya akan berperan penting mempersiapkan Jong Un.

Yang Moo-jin dari University of North Korean Studies di Seoul menambahkan, Kyong Hui dan Song Thaek juga akan didukung Panglima Angkatan Bersenjata Korut Ri Yong Ho.

Song Thaek sempat mencoba memperluas pengaruh di pemerintahan dengan menjabat Wakil Ketua Komisi Pertahanan Nasional ketika Jong Il terserang stroke. Namun, kariernya cacat akibat skandal dugaan korupsi yang dia lakukan tahun 2004. Song Thaek dihukum bekerja di pabrik baja.

Sementara, Kyong Hui dipromosikan menjadi jenderal militer bintang empat bersama dengan Jong Un, September tahun lalu. Jong Il memang memproyeksikan adik kandungnya itu agar memiliki peran signifikan dalam pemerintahan.

Pemberian pangkat tertinggi di militer, terutama kepada Jong Un, dilakukan untuk memastikan tidak bakal terjadi gejolak dan kemungkinan kudeta dari pihak militer lantaran Jong Un dan militer berada di "satu kapal" yang sama. (AFP/BBC/DWA)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Close Ads
    Lengkapi Profil
    Lengkapi Profil

    Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com