Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspadai Keputihan Berbau Amis

Kompas.com - 21/12/2011, 13:52 WIB

Kompas.com — Vagina yang sehat memang memiliki bau yang khas. Karena itu, tak banyak wanita yang menyadari bau tidak sedap, seperti bau amis yang menguar, apalagi disertai keputihan, sebenarnya merupakan manifestasi infeksi bakteri di vagina.

Vaginosis  bakterialis (VB) merupakan salah satu infeksi yang paling sering dialami kaum hawa. Ciri khas utama dari infeksi ini adalah keputihan, seperti susu encer dan bau kurang sedap. Biasanya keputihan yang diderita tidak menimbulkan rasa gatal.

"Karena tidak menimbulkan rasa gatal dan dirasa tidak mengganggu, banyak wanita yang tidak memeriksakan diri ke dokter. Padahal, VB pada masa kehamilan bisa menyebabkan kelahiran prematur, kontraksi, hingga pecahnya ketuban," kata dr Ali Sungkar, Sp OG, dari RSUPN Cipto Mangunkusomo Jakarta.

Ibu hamil memang rentan mengalami keputihan akibat peningkatan hormonal. Demikian juga pada akhir masa menstruasi, biasanya keputihan sering terjadi sehingga keputihan yang dialami tidak dianggap sebagai keluhan.

VB, menurut Ali, memang disebabkan oleh perubahan hormonal yang menyebabkan keseimbangan flora di vagina terganggu. "Hal ini memicu pertumbuhan kuman dan bakteri, seperti G vaginalis," kata pengajar di Departemen Obstetri dan Ginekologi FKUI ini.

Penyebab lainnya adalah berhubungan seksual dengan lebih dari satu pasangan serta kebiasaan mencuci vagina dengan sabun pencuci vagina. "Kebiasaan ini bisa membunuh seluruh kuman di vagina sehingga keseimbangan terganggu," tuturnya.

Infeksi VB memang bisa sembuh sendiri, tetapi apabila dialami pada ibu hamil sebaiknya diobati. "Sebelum diobati harus dicek dulu di laboratorium apakah keputihan itu disebabkan VB atau bukan. Jika positif, baru diberikan antibiotik dan upaya mengembalikan keseimbangan flora vagina," paparnya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com