Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenali Gejala Kanker pada Anak

Kompas.com - 14/01/2012, 10:06 WIB

Jakarta, Kompas - Berbagai jenis kanker pada anak tidak dapat dicegah. Faktor risiko dan penyebabnya pun belum diketahui pasti. Hingga kini, hanya kanker mata (retinoblastoma) yang bisa dideteksi. Orangtua dan tenaga kesehatan perlu mewaspadai gejala kanker pada anak.

”Mengetahui gejala kanker penting mengingat anak, khususnya yang berumur di bawah satu tahun, belum bisa mengeluh sakit yang dirasakan,” kata Direktur Pengendalian Penyakit Tidak Menular, Kementerian Kesehatan, Ekowati Rahajeng, Jumat (13/1), di Jakarta.

Yang paling banyak dialami anak adalah kanker darah (leukemia), kanker mata (retinoblastoma), kanker saraf (neuroblastoma), dan kanker kelenjar getah bening (limfoma). Yang mudah dideteksi adalah kanker hidung bagian belakang (nasofaring) dan kanker tulang (osteosarkoma).

Pada tahun 2005-2007, ada 9 anak dari 100.000 anak di Jakarta yang menderita kanker. Setiap tahun diperkirakan ada 4.100 kasus baru kanker anak di Indonesia.

Konsultan pediatrik hematologi-onkologi di Rumah Sakit Kanker Dharmais, Edi Setiawan Tehuteru, mengatakan, kemungkinan sembuh kanker anak cukup besar jika dideteksi sejak dini. Masalahnya, banyak kanker baru diketahui saat sudah parah.

Kanker terbagi dalam dua tipe, cair dan padat. Kanker cair, misalnya, leukemia, adapun kanker padat adalah selain leukemia. Kanker cair dapat dideteksi dari kondisi anak yang pucat dan lesu, mudah demam, dan mudah berdarah, baik mimisan maupun perdarahan gusi.

Sedangkan kanker padat, dapat ditengarai dari ada tidaknya benjolan di tubuh anak. Benjolan itu dapat berupa bintik putih di retina mata, mata bengkak, perut membesar sementara tubuh bagian lain kurus, serta benjolan di leher belakang atau di kaki dan tangan.

”Segera cek benjolan ke dokter,” kata Edi. Benjolan itu adalah tumor yang merupakan bibit kanker. Namun, harus dipastikan apakah tumornya jinak atau ganas. ”Kalau ternyata jinak disyukuri, kalau ganas tetap disyukuri karena ditemukan sejak dini,” ujarnya.

Gaya hidup

Lebih lanjut, Edi menyatakan, setiap tubuh manusia mengandung sel kanker. Agar sel kanker tidak mengganas, gaya hidup perlu dijaga.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com