Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Donor ASI, Kapan dan Bagaimana?

Kompas.com - 07/02/2012, 14:29 WIB

oleh Astri Pramarini  *

Sering kali kita membaca di milis dan media sosial adanya permintaan ASI donor karena beberapa sebab misalnya ibu meninggal, ibu sakit, bayi masuk NICU, persediaan ASI perah habis, ASI belum keluar dan sebagainya.  Bagaimana sih posisi ASI donor dalam dunia perASIan? Apakah aman dan disarankan? Kapan sebaiknya memakai ASI donor? Yuk kita bahas bersama–sama.

Pada dasarnya, bayi baru lahir sehat dari ibu yang sehat bisa mendapat ASI secara penuh tanpa perlu tambahan asalkan mendapat kesempatan menjalani Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan Rawat Gabung penuh 24 jam bersama ibu, serta bayi menyusu tanpa jadwal dengan posisi dan pelekatan yang efektif.

Lalu kondisi apa saja yang membuat bayi mungkin perlu mendapatkan suplementasi baik berupa tambahan atau pengganti selain menyusu? WHO dan UNICEF mengeluarkan dokumen Alasan Medis Menggunakan Pengganti ASI yang telah dirangkum sebagai berikut :

Indikasi pada bayi yang memerlukan pengganti ASI :

- Inborn errors of metabolism atau kelainan metabolisme bawaan (galaktosemia, fenilkotenouria, penyakit urin sirup mapel)

Indikasi pada Bayi yang Mungkin Memerlukan Suplementasi:

- Bayi Berat Lahir Sangat Rendah (kurang dari 1500 gram) atau usia kehamilan kurang dari 32 minggu
- Bayi berisiko hipoglikemia karena gangguan adaptasi metabolik atau peningkatan kebutuhan glukosa (Kecil Masa Kehamilan, prematur, mengalami stres hipoksik/iskemik, bayi sakit, bayi dengan ibu yang menderita diabetes) jika kadar gula darahnya gagal merespon pemberian ASI
- Bayi dengan kehilangan cairan akut (misal karena fototerapi untuk jaundice) dan menyusui serta memerah ASI belum bisa mengimbangi kebutuhan cairan
- Turunnya berat badan bayi berkisar 7 – 10% setelah hari ke 3 – 5 karena terlambatnya laktogenesis II
- BAB bayi masih berupa mekonium pada hari ke 5 pasca persalinan

Indikasi pada Ibu :

- Ibu dengan HIV + (keputusan pemberian minum pada bayi sebaiknya melalui proses konseling saat ibu hamil)
- Ibu sakit berat (psikosis, sepsis, eklamsia atau mengalami renjatan/syok), infeksi virus Herpes Simpleks tipe 1 dengan lesi di payudara, infeksi varicella zoster pada ibu dalam kurun waktu 5 hari sebelum dan 2 hari sesudah melahirkan
- Ibu mendapat sitostatika, radioaktif tertentu seperti Iodine 131, obat – obatan antitiroid selain Propylthiouracil
- Ibu pengguna obat terlarang
- Ibu mengalami kelainan payudara, riwayat operasi pada payudara, atau jaringan payudara tidak berkembang

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com