Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada 149 Sub Tipe Bakteri Tuberkulosis di Indonesia

Kompas.com - 18/02/2012, 11:20 WIB

Kompas.com - Penyakit tuberkulosis menempati urutan ketiga sebagai penyakit paling mematikan di Indonesia. Ancaman kematian terjadi karena adanya bakteri yang kebal obat. Untuk mengetahui pola resistensi dan sub tipe bakteri Mycobaterium tuberculosis penyebab TB, Badan Penelitain dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementrian Kesehatan melakukan riset.

Dalam penelitian terhadap kajian spesimen dahak pasien TB paru di Indonesia tahun 2008-2010, ditemukan adanya 149 jenis sub tipe bakteri TB dari 104 sampel bakteri yang berhasil dikarateristik. Penelitian ini menggunakan pengembangan diagnostik molekuler TB sebagai alternatif diagnostik konvensional.

Dr. Vivi Lisdawati, Msi, Apt, peneliti TB dari Balitbangkes mengungkapkan bahwa penelitian ini dilatarbelakangi karena tuberkulosis (TB) masih dianggap memiliki risiko tinggi dan pengaruh besar terhadap ekonomi karena menyerang golongan usia produktif. "Secara khusus tujuan penelitian ini untuk memperoleh data karakteristik Mycobacterium tuberculosis (Mtb) yang bersirkulasi di Indonesia.

Berbeda tiap wilayah

Pengumpulan sampel dilakukan di 16 kota yang ada di Indonesia. Hasil menunjukkan bahwa dari 149 Mtb sub tipe yang ada di Indonesia, masing-masing wilayah di Indonesia memiliki sub tipe yang berbeda-beda.

"Di wilayah Indonesia bagian barat, paling banyak tipe Beijing, sementara makin ke kanan (wilayah timur) sub tipe ini makin kecil. Ini membuktikan sebaran dari mikrobakteri yang ada di Indonesia terbagi sesuai dengan wilayah geografis," jelasnya.

Vivi menerangkan, selama ini ada pemahaman yang melekat bahwa tipe Beijing adalah sub tipe yang resisten pada obat anti tuberkulosis (OAT). Tapi setelah diteliti, bakteri tipe beijing yang ditemukan di Indonesia ternyata masih sensitif terhadap OAT.

Ia menduga bahwa sub tipe Beijing memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Ada yang resisten terhadap OAT tapi ada juga yang masih sensitif pada OAT.

"Oleh karena itu tipe yang ada di Indonesia masih harus dianalisis lebih lanjut. Tipe Beijing di wilayah mana yang resisten terhadap OAT, dan mana yang masih sensitif pada OAT," jelasnya.

Sementara itu, hasil uji kepekaan OAT menunjukkan bahwa sebanyak 77 persen Mtb masih sensitif terhadap Obat Anti Tuberkulosis, 20 persen resisten terhadap OAT tetapi tidak dengan INH atau rifampicin, dan hanya 3 persen saja yang MDR (Multi Drug Resistance).

Vivi menerangkan bahwa hasil akhir penelitian ini tidak untuk membuat vaksin melainkan untuk mendiagnostik tuberkolosis di Indonesia.

"Kami tidak mengembangkan vaksin. Tapi dari data isolat tersebut, teman-teman yang dibidang vaksin bisa memanfaatkannya," tutupnya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com